STAIN menyelenggarakan kuliah umum

dalam rangka percepatan alih status STAIN menjadi IAIN Sorong, Kamis (2/5).

Dihadiri juga oleh Fouder Bosowa Grup, H. M. Aksa Mahmud dan tokoh-tokoh yang ada di Kota Sorong.

 

Sorong-Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong mengadakan kuliah umum dalam rangka mengisi Hari Pendidikan Nasioanal (Hardiknas) yang jatuh pada hari ini, Kamis (2/5/2019). Kegiatan yang diadakan di Aula kampus hijau STAIN Sorong ini mengangkat tema “Alih Status STAIN Menjadi IAIN Sorong Untuk Percepatan Pengembangan Kawasan Papua”. Penyelenggaraan kuliah umum ini di samping untuk mengisi momen  hardiknas, kegiatan ini juga bertujuan sebagai langkah percepatan alih status STAIN Sorong menjadi IAIN. Seperti yang disampaikan oleh ketua STAIN Sorong, Dr. Hamzah, M.Ag dalam pembukaan sambutannya “ Kegiatan kuliah umum ini kita laksanakan dalam rangka percepatan alih status STAIN menjadi IAIN” pungkasnya.

Dalam sambutannya juga beliau sampaikan riwat kehidupan dan pendidikan H. M. Aksa Mahmud yang sebagai narasumber pada acara tersebut. Orang nomor satu di STAIN Sorong itu juga menegaskan kepada seluruh peserta yang hadir yang notebene dihadiri oleh mahasiswa dari semua angkatan. Beliau mengatakan bahwa “IPM di Papua Barat juga menempati posisi terakhir secara nasional. Oleh karena itu, hanya lewat pendidikanlah IPM yang rendah ini bisa kita benahi” tegasnya. Diakhir sambutannya, Dr. Hamzah. M.Ag menyampaikan pembangunan masjid kampus akan menjadi satu-satunya destinasi wisata religi yang ada di Papua Barat.

Selanjutnya pada acara tersebut dilanjutkan dengan pembacaan SK panitia pembangunan masjid kampus oleh Drs. H. Muhammad Satir. M.Pd, selaku sekretaris panitia pembangunan masjid kampus. Pada acara inti, MC yang diemban oleh salah satu dosen STAIN Sorong, yakni Sumarsih, M.Pd. memanggil narasumber H. M. Aksa Mahmud untuk menyampaikan orasi ilmiah di depan ratusan peserta yang hadir pada kuliah umum tersebut. Dalam penyampaianya, beliau, Aksa Mahmud menegaskan bahwa ke depanya Indonesia harus benar-benar berbenah dari segi pendidikan. Pemilik Bosowa grup tersebut juga menyampaikan kalau Indonesia jangan menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk berdebat persoalan presiden. Mending pikirkan bagaimana bangsa bisa maju dan bersaing. Karena dunia saat ini sudah di bawah kendali Cina, bukan Amerika lagi. Jadi, mau tidak mau Indonesia harus menjalin kerjasama dengan Cina. Salah satu cara untuk bisa bersaing di kancah dunia adalah dengan pendidikan, tutupnya.