Humas IAIN Sorong – Pdt Obed Nego Maury, M.Th mendukung sepenuhnya upaya percepatan alih status Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong jadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sorong.
Dikatakan oleh Pdt Obed Maury, setelah 3 tahun alih status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) ke Institut Agama Islam Negeri , saatnya IAIN Sorong naik status ke jenjang universitas.
“Ini suatu program yag baik untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) Papua yang sangat dibutuhkan, dipacu supaya setara dengan daerah-daerah lain di luar Papua,”ujar Pdt Obed Maury yang menjabat Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Kota Sorong saar ditemui di Kampus IAIN Sorong, Rabu (13/12).
Pentingnya dukungan bagi perguruan tinggi di Tanah Papua khususnya di Provinsi Papua Barat Daya, karena selama ini kata Pdt Obed Maury, kita sudah dapat stigma bahwa SDM di Papua rendah dibanding daerah-daerah lain .
“Ini tanda tanya besar, kenapa SDM rendah padahal penunjang Sumber Daya Alam (SDA) di Papua luar biasa. Coba itu dibandingkan supaya, dengan SDA yang luar biasa itu dapat mengatasi pembiayaan pendidkan di tanah Papua ini, sehingga kita dapat meniadakan stigma SDM rendah itu menjadi SDM setara dengan provinsi-provinsi lain di luar Papua,”tandas Pdt Obed Maury yang tahun 1960-an pernah jadi reporter RRI Jayapura.
Sebagai perguruan tinggi negeri satu-satunya di Provinsi Papua Barat Daya, diakui oleh Pdt Obed Maury bahwa IAIN Sorong sangat berkontribusi dalam pengembangan SDM di Papua Barat Daya.
Karena itu untuk alih status jadi UIN, menurutnya harus terus dikejar. “Jangan kasi peluang atau kelonggaran, jangan sampai mandek dari sisi pengurusan, harus dikejar terus,”tandas Pdt Obed Maury.
Upata percepatan alih status dari IAIN ke UIN agar terus dilakukan dengan melakukan pendekatan ataupun lobi-lobi ke pemerintah pusat.
“Karena kita tahu kondisi negara kita , kalau kita tidak dekat dengan pengurusan, dengan pengambil keputusan yah kita tunggu akan ikut regulasi yang ada. Tapi kalau kita pacu, mendekat dengan pengambil keputusan, mereka tentu akan menaruh perhatian bahwa kita serius,”tandas Pdt Obed Maury memberikan semangat.
Mewujudkan IAIN jadi UIN, menurutnya memang harus punya target. Bila perlu sebelum Pemilu 2024 harapan menjadikan kampus hijau jadi universitas sudah bisa terealisir.
“Harus punya rancangan , kita harus punya jadwal kerja, kalender kerja untuk mencapai itu dengan target yang ada,”imbuhnya.
Dukungan untuk mempercepat alih status IAIN jadi UIN sebelum Pemilu 20024, karena diakuinya dengan akan berganti pemimpin akan ganti policy. “ Artinya kalau ditangani pemimpin baru, ya tergantung pemimpin barunya. Kalau dia punya beban hati untuk meningkatkan pendidikan di semua provinsi, maka akan peduli terhadap itu. Tapi saya yakin untuk Papua ada perhatian khusus dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Jadi kita jangan pesimis,”ujarnya lagi.
Lebih lanjut Pdt Obed mengatakan, dengan alih status dari IAIN jadi UIN, tentu akan ada penambahan peningkatan pendidikan dengan menambah beberapa fakultas umum yang menyebabkan IAIN yang nanti jadi UIN ini dengan sendirinya akan lebih berkembang.
Dan menurutnya hal itu harus diikuti dengan memperhatikan modal tenaga dosennya. Ketersediaan tenaga dosen tentu akan jadi penilaian apakah IAIN Sorong sudah layak jadi UIN. “Ini harus. Kalau tidak, kita tidak memenuhi syarat di satu bidang itu,”imbuhnya.
Cukup dekat dengan IAIN Sorong, dimana setiap acara wisuda, Pdt Obed Maury pasti hadir. Menanggapi hal ini, dikatakan salah satu tujuan IAIN hadir di Papua Barat Daya yakni berkolaborasi dengan semua komponen. Dan kehadirannya di kampus IAIN sebagai bukti kalau IAIN Sorong terbuka, dan selalu siap berkolaborasi dengan komponen bangsa di daerah ini.
“Tidak jalan sendiri, dan masyarakat harus merasa memiliki, ini yang penting dan harus terus ditingkatkan, kolaborasi dengan siapa pun,”mbuhnya.
“Harapan saya, kita semua sehat, mulai dari pimpinan pucuk IAIN, Pak Rektor (Prof Dr Hamzah Khaeriyah, M.Ag) sampai staf dan lainnya. Dan perlu untuk dipupuk kekompakan kerja, semua menyatu dalam mencapai tujuan bersama ,”harapnya. (rosmini)