Humas IAIN Sorong- Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong, Rabu (7/8/2024) kembali mencetak 5 lulusan magister dengan gelar M.Pd. (Magister Pendidikan) dari program studi Pendidikan Agama Islam Distingsi Transformasi Kepemimpinan.
Gelar M.Pd. berhak disandang masing-masing oleh Ismail Z Betawi, S.Pd.I., M.Pd. (mantan Kepala Sekolah MAN IC Sorong yang kini Kepsek MAN IC Kendari), Fitra Awalia, S.Pd., M.Pd (Kepala Sekolah SMA Averos), Mustafa Musa Buatan, S.Pd., M.Pd (Kepala Kemenag Kaimana), Syahid bin Muzaat, S.IP, M.Pd. (Sekretaris KPU Kabupaten Teluk Bintuni), dan Jaenal Aripin, S.Pd.I., M.Pd., usai mengikuti sidang terbuka Promosi Magister dan Yudisium yang dipimpin oleh Direktur Pascasarjana IAIN Sorong, Dr. Bambang Sunatar, SE.,M.M. di Aula Kampus IAIN Sorong.
Dihadiri 5 penguji internal yakni Dr. Suparto Iribaram, S.Sos., M.A. (Rektor IAIN Sorong), Dr. Sudirman, M.H.I. (Wakil Rektor 1), Dr Surahman Amin, Lc., M.A. (Dekan Fakultas Tarbiyah) dan Dr. Fardan Abdillah , M.Pd.I. (Wakil Direktur Pascasarjana) promosi magister berlangsung lancar.
Dengan menyampaikan abstrak hasil penelitiannya, masing-masing promovendus dengan penuh percaya diri lancar menjawab pertanyaan dari 2 orang penguji internal dan 1 orang penguji eksternal.
Untuk promovendus dari Kabupaten Bintuni, karena tidak menghadirkan penguji eksternal akhirnya Ketua Prodi PAI Pasacasarjana Dr. Hasbullah, M.Pd., Ph.D. dan Kepala Biro AUKA Dr. H. M. Arsyad Ambo Tuo, M.Ag. diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada promovendus.
Dari surat keputusan (SK) Yudisium yang dibacakan oleh Wakil Direktur Pascasarjana, Dr. Fardan Abdillah, lima promovendus yang mengikuti promosi magister dinyatakan lulus dengan 4 orang (Izmail Z. Betawi, Mustafa Musa Buatan, Syahid Bin Muzaat dan Jaenal Arifin) meraih predikat kelulusan “Dengan Pujian” (cumlaude) .
Dalam sambutannya, Direktur Pascasarjana, Dr. Bambang Sunatar mengatakan, meraih gelar magister pendidikan merupakan hasil perjuangan yang panjang, dimana ada yang menyelesaikan hampir 4 tahun.
“Tentunya ini semua bisa dicapai berkat komitmen, kerja keras dan dedikasi bapak ibu, saudara/I promovendus dalam melaksanakan aktifitas-aktifitas akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku,”ujar Bambang Sunatar.
Kepada 5 alumni baru pascasarjana IAIN Sorong, Bambang Sunatar berpesan untuk tetap belajar, tetap eksis di masyarakat, mempraktekkan ilmu apa yang didapatkan selama menempuh perkuliahan di pascasarjana IAIN Sorong.
Dikatakan oleh direktur pascasarjana, setelah menyandang gelar S2, beban yang disandang tentu lebih berat dibanding saat bergelar S1. Karena bagi masyarakat , yang bergelar magister pasti tahu segalanya.
“Ketika ada orang awam menanyakan sesuatu, namanya magister atau doktor, tidak ada kata tidak bisa untuk menjawab,” tandas Bambang Sunatar.
“Kami berharap bahwa bapak ibu, yang hari ini telah diyudisium, yang telah berhak mendapatkan gelar magister , ada beberapa pesan kami, saya mewakili teman-teman dari pasca , yang pertama adalah menjaga nama baik almamater,”pesan Bambang Sunatar.
Menyampaikan pesannya yang kedua, Bambang Sunatar berharap kepada 5 alumni yang baru diyudisium untuk membantu mensosialisasikan institusi IAIN Sorong dan pascasarjana IAIN Sorong.
Sementara itu, Rektor IAIN Sorong, Dr. Suparto Iribaram, S.Sos M.A. dalam sambutannya mengatakan, dari hasil penelitian yang dilakukan, lima alumni telah memghasilkan sebuah karya besar melalui prosedur yang luar biasa.
“Kita sebagai sarana untuk mentransformasi pengetahuan, dimana kita mampu menunjukkan melalui tulisan-tulisan ilmiah kita kepada publik, bahwa banyak sekali pengetahuis secara lokal yang belum diketahui oleh banyak orang,” tandas Suparto Iribaram.
Rektor Suparto Iribaram berharap tulisan ilmiah dari hasil penelitian alumni pascasarjana hendaknya dimuat dalam jurnal jurnal –jurnal ilmiah yang bereputasi nasional hingga internasional.
Rektor berharap agar hasil karya yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi orang lain, yang akan dikenang hingga anak cucu. Rektor IAIN Sorong kemudian mencontohkan Albert Einstein yang karena hasil karyanya yang bermanfaat bagi manusia itulah yang membuat dia dikenang dan diingat sampai hari ini.
“Jangan sampai kita hanya seperti abu, pernah singgah di dunia tapi tidak ada karya yang membuat orang di masa depan mengenal kita. Hal semacam ini yang penting,”tandas Suparto Iribaram.
Yang kedua, lanjut rektor, bagaimana kita mampu membangun jaringan, sehingga menambah apa yang kita dapatkan itu bisa lebih matang lagi.
Setelah meraih gelar S2, Suparto Iribaram berharap untuk terus mengembangkan diri, karena dunia terus berputar, teknologi terus mengalami perubahan. Karena kita jangan sampai tertinggal dengan perkembangan jaman.
Menjalankaan visi IAIN Sorong sebagai jembatan perubahan ini, Suparto Iribaram menegaskan bahwa IAIN Sorong akan bertindak sebagai institut yang akan berkontribusi dalam persoalan pendidikan, ekonomi, politik, sosial, bidaya dan lainnya.
“Jadi IAIN akan tampil jadi jembatan perubahan bagi masyarakat Papua bahkan Indonesia. Ini yang menjadi visi utama,”tandas Suparto Iribaram.
Sementara itu, penguji eksternal yang juga Ketua Yayasan SMA MTs Sains Algebra , Este Ainun, B.Sc menilai jalannya acara Promosi Magister dan Yudisium yang digelar pascasarjana IAIN Sorong luar biasa.
“Alhamdulillah luar biasa, karena saya kuliah di Jerman, seperti ini (promosi magister dan yudisium) tidak ada di Jerman, kasi skripsi, kasi tesi sudah selesai, goodbye, tapi di sini (IAIN Sorong) luar biasa diapreseasi semua oleh promovendus dan promovendanya semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat bagi banyak orang,”ujar Este Ainun.
Sebelumnya pada 17 Juli 2024 lalu, Pascasarjana IAIN Sorong juga telah me-yudisium 4 mahasiswa yang kini Ira Verawati Tanebe, Samsul Rizal Tuanany, Wahyudi dan Nurfaidah. Seperti dikatakan oleh Direktur Pascasarjana IAIN Sorong, Dr. Bambang Sunatar, promosi magister dan yudisium akan kembali dilaksanakan dalam 2 pekan mendatang di Kabupaten Fakfak. (rosmini)