Humas IAIN Sorong- Berhasil meraih medali perunggu pada PON XXI Aceh-Sumut, Anisa Wuri Pramesti Laiya, yang mewakili Provinsi Papua Barat pada cabang olah raga (cabor) Shorinji Kempo, mengatakan sangat bersyukur dan tidak menyangka bisa menorehkan prestasi tingkat nasional .
“Bersyukur banget ,kayak mimpi. Karena ini kan tujuan saya banget dari dulu. Awal masuk kempo memang pengen jadi atlit dan juara,”ujar Anisa.
Anisa yang tercatat mahasiswi Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN ) Sorong semester VII menuturkan, saat berlaga di PON XXI, Ia bertanding 4 kali yakni melawan atlit dari Sumatera Barat, Aceh, Jawa Barat dan Kalimantan Timur.
Dalam nomor pertandingan embu beregu, Anisa mengaku saat berhadapan dengan atlet dari Kalimantan Timur, Ia kalah hingga akhirnya puteri pertama dari Ropingah ini harus puas di posisi ke 3 dengan meraih medali perunggu.
“Kempo kan pakai sistem double elominition. Kalau menang lanjut, kalah masih bertanding tapi bertanding untuk naik ke menang. Jadi tandingnya memang lebih banyak, sampai 4 kali,”tuturnya.
Persiapan mengikuti PON XXI dilakukan sejak tahun 2023 lalu, mulai dari ikut Pelatda hingga ikut Pra PON di Surabaya Maret 2023 lalu.
Termotivasi dari beberapa atlet senior kempo saat ikut PON pulang bawa medali mendorong Anisa tekun berlatih.
“Lihat senior-senior saya yang bertanding di PON ada yang juara bawa pulang medali itu saya dulu mikir “kapan ya saya juga bisa kayak gitu,”tandas Anisa.
Sebelum meraih medali perunggu di PON XXI Aceh-Sumut, Anisa mengaku pernah gagal ikut Pra PON pada tahun 2019 lalu. Namun hal itu tidak membuatnya patah semangat, melainkan Ia terus berlatih hingga Ia bisa lolos masuk Pra PON 2023 lalu.
“ Alhamdulillah, tahun 2023 lalu, saya dapat kesempatan dipanggil jadi atlet Papua Barat . Karena di Papua Barat Daya kan sudah penuh, kemudian di Papua Barat masih ada kesempatan, jadi saya dipanggil ke sana (mewakili Provinsi Papua Barat,”tandasnya.
Setelah meraih perunggu, Anisa berharap PON berikutnya Ia bisa meraih medali perak atau emas.
“ Semangat tidak boleh berhenti, terus, tidak boleh puas,”tandasnya.
Menanyakan kiatnya hingga bisa meraih medali perunggu, Anisa mengatakan, selain latihan, Ia juga sangat jaga mental dan tak lupa berdoa kepada Sang Pencipta.
“Saya kuat-kuatin di doa juga. Karena bagaimana pun , seperti yang kita disemangatin, jangan cuma latihan tapi ingat, semua ditentukan Tuhan,”tandasnya.
Intinya giat latihan, menjaga mental dan tak lupa berdoa kepada Tuhan telah mengantarkan Anisa untuk pertama kalinya berhasil menyumbangkan medali perunggu bagi Provinsi Papua Barat.
Lebih lanjut, gadis kelahiran 11 April Tahun 2000 ini mengaku mulai tertarik dengan olah raga kempo sejak Ia masih SMP tahun 2014 lalu.
Dimana pertama kali Ia ikut dalam perkumpulan kempo “Dojo Aimas”.Sejak saat itu, kecintaannya dengan cabor kempo kian menebal.
“ Harapan saya, semoga prestasi saya ini tidak hanya manfaat untuk diri saya sendiri. Tapi bermanfaat juga untuk banyak orang, untuk orang tua, saudara, teman-teman ataupun teman-teman atlit lainnya,”tandasnya.
Selain itu, Anisa juga berharap cabor kempo lebih berkembang, atlit lebih diperhatikan. “Karena usaha perjuangan atlit itu kan keras, tapi kadang perhatian untuk atlit itu sedikit,”pungkasnya.
Dari medali perunggu yang disumbangkan untuk Provinsi Papua Barat, Anisa ingin hasil yang diraih dapat digunakan untuk biaya kuliah pendidikan S2. (rosmini)