Rangkaian acara yudisium mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Sorong. (ist)

Humas IAIN Sorong- Prosesi yudisium yang dipimpin Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sorong, Dr. Indria Nur, M.Pd.I  Jumat (29/8) berlangsung khidmat.

Sebanyak 19 mahasiswa yang terdiri dari  Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) 7 orang,  Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 2 orang dan Prodi Tadris Bahasa Inggris 10 orang  diyudisium menjadi sarjana dan berhak menyandang gelar S.Pd (sarjana pendidikan).

Sesuai Surat Keputusan (SK) Yudisium No. 15 Tahun 2024  tentang penetapan peserta yudisium  semester  genap tahun 2023/2024 yang dibacakan oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Tarbiyah, Fatmasari, M.Pd,  dari 19 mahasiswa yang diyudisium, salah satu mahasiswa, Annisa Fitri Aulia dari Prodi PGMI lulus cumlaude dengan IPK tertinggi yakni  3,99.

Dekan Fakultas Tarbiyah Dr. Indria Nur mengatakan, yudisium ini merupakan yang pertama sejak dirinya dilantik sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah  usai menjabat sebagai Direktur Pascasarjana IAIN Sorong.

Ia pun menyampaikan terima kasih atas kinerja dan usaha dari pimpinan di jajaran Fakultas Tarbiyah sehingga bisa men-sarjanakan 19 mahasiswa pada semester genap tahun 2023/ 2024 ini.

“Awal pertama kami dilantik, memang saya berupaya untuk bisa menggerakkan secara cepat, agar mahasisiswa selesai tepat waktu, karena itu menjadi salah satu point penting untuk akreditasi prodi kita,”ujar Indria Nur.

Dari perolehan IPK, Dekan Fakultas Tarbiyah juga menjelaskan bahwa ada mahasiswa yang IPKnya tinggi diatas 3,5 namun tidak lulus cumlaude. Hal itu karena ada beberapa mata kuliah yang  nilainya C.

Ungkapan kegembiraan dengan pose bersama diakhir acara yudisium. (ist)

Kepada seluruh mahasiswa yang diyudisium, Indria Nur berharap  agar menjaga nama baik almamater dan  ikut mensosialisasikan IAIN Sorong kepada masyarakat. Sebagai sarjana pendidikan, Dekan Fakultas Tarbiyah berharap agar lulusannya memiliki 4 kompetensi.

“Kalian mau  cumlaude ka, mau sangat memuaskan ka  itu tidak ada  nilainya kalau kalian   tidak punya etika dan adab. Tolong jaga almamater kita IAIN Sorong, jaga nilai sarjana kalian yang berasal dari Fakultas Tarbiyah, bahwa kalian dicetak di Fakultas Tarbiyah menjadi sarjana pendidikan, harus memiliki kompetensi yang betul-betul mumpuni,”pesan Indria Nur.

Menjadi  sarjana pendidikan yang memiliki  akhlak karimah yang baik, setelah lulus, mahasiswa juga diminta untuk menjadi sarjana pendidikan yang profesional,  yang memiliki kreatif dan inovasi yang tinggi.

Dikatakan oleh Dr. Indria Nur, memiliki IPK tinggi belum tentu menjamin punya  pekerjaan yang bagus.

“Ada  yang IPKnya tinggi tapi belum punya pekerjaan, karena apa, yang dibutuhkan adalah  kreatifitas yang tinggi.  Yakinkan diri kalian jadi guru yang profesional,”ujarnya.

Lulusan Fakultas Tarbiyah khususnya Prodi PAI  agar tidak berhenti hanya sampai S1, tapi juga diharapkan dapat melanjutkan  pendidikan program S2 di Pascasarjana IAIN Sorong.

Semoga ilmu yang diperoleh selama kuliah dapat bermanfaat bagi diri sendiri, bagi masyarakat di Papua  dan bangsa pada umumnya. Dr. Indria Nur pun minta didoakan agar usulannya untuk membuka prodi profesi guru dapat terealisasi.

Sementara itu, dalam pesan dan kesannya, perwakilan mahasiswa yang diyudisum

Muhammad Amir Ramanda Sekun, S.Pd mengatakan, gelar yang diraih  kiranya bukan hanya sebagai pelengkap di belakang nama, tapi juga jadi  pelengkap bagi orang-orang yang terbelakang.

“Terima kasih  atas segala arahan dan motivasi bapak ibu dosen   sehingga bisa melewati tembok-tembok kebingungan dalam perkuliahan dan kita bisa menjadi orang yang lebh baik, menjadi org yang jadi ujung tombak dalam dunia pendidikan,”ujarnya.

 Ia juga berharap setelah lulus agar komunikasi, hubungan silaturahmi tetap terjalin dengan baik. (rosmini)