Humas IAIN Sorong – Menjelang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang akan digelar di Semarang, Jawa Tengah, Februari 2024 mendatang, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar pra rakernas bertajuk “Pembinaan dan Sosialisasi Program Kerja DWP Kemenag RI “ yang berlangsung secara during, Selasa (23/1).
Pra rakernas ini diikuti ketua dan pengurus Dharma Wanita di lingkup Kemenag RI, termasuk Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong.
Berlangsung secara during di ruang TIPD IAIN Sorong, hadir dalam Pembinaan dan Sosialisasi Program Kerja DWP Kemenag Ri, Ketua DWP IAIN Sorong, Mariam Hamzah, Wakil Ketua I Rosdiana, Wakil Ketua 3, Yusdiranti Barus dan Sekretaris DWP IAIN Sorong, Evie Syalviana.
Dalam sambutannya, Penasehat DWP Kemenag RI Eny Retno Yaqut mengatakan, kegiatan Pra Rakernas ini baru pertama kali dilaksanakan karena , sebelumnya penyampaian paparan program kerja biasanya dilaksnakaan saat Rakernas berlangsung.
Ia brharap semua DWP baik dari UP, Kanwil, PTKN maupun DWP di lingkup asrama haji menyusun program kerja untuk satu tahun kedepan, dan nantinya pada Rakernas secara random akan diminta perwakilan DWP untuk mempresentasekan.
“Kemarin-kemarin begitu dipaparkan dalam rakernas ibu pulang, selesai, selesai saja. Kali ini berbeda, kenapa diadakan pra rakernas untuk seluruh Indoensia, diharapkan hasil yang akan dibahas pada pagi ini sudah bisa dibawa pada Rakernas nanti,”ujar Eny Yaqut.
Yang juga berbeda dalam Rakernas bertajuk “Optimalisasi potensi DWP Kemenang RI dalam mencapai kinerja yang berkualitas” pada Februari 2024, Eny Yaqut mengatakan yang hadir bukan hanya ketua DWP saja, tapi didampingi pengurus.
Dalam Pembinaan dan Sosialisasi Program Kerja DWP Kemenag RI, istri tercinta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memaparkan visi, misi dan kekuatan organisasi. Visi DWP Kemenag RI adalah
menjadikan organisasi DWP yang kokoh, bersatu dan mandiri.
“Kita melaksanakan program kerja tidak boleh lagi dengan anggaran negara, maka mau tidak mau kita mencari bagaimana kita bisa melaksanakan program kerja secara mandiri,”ujarnya.
Sedangkan misi dari DWP Kemenag RI adalah misi, mensejahterakan anggota melalui bidang pendidikan, ekonomi dan bidang sosial budaya.
“Yang namanya sejahtera tidak selalu duitnya lebih banyak, kemarin saya dapat Rp 1.000 sekarang Rp 5.000 berarrti saya lebih sejahtera, tidak seperti itu. Orang yang lebih tercerahkan, lebih banyak ilmunya, lebih banyak kenalannya, lebih banyak sosialisasinya, lebih banyak positif dalam pergaulannya itu pun juga lebih sejahtera. Lebih menghargai dan mengerti tentang sosial budaya, itu pasti juga lebih sejahetra,”terang Eny Yaqut dengan penuh semangat.
Dalam pembinaan, Penasehat DWP Kemenag RI mengatakan, kekuatan organisasi, bisa diraih jika kita menetapkan tujuan, visi dan misi yang jelas . “Kalau kita ngga ngerti tujuan, visi dan misi kita maka kita pun jalannya pun asal-asalan,”imbunya.
Selain itu organisasi DWP Kemenag juga akan kuat jika mampu membangun budaya kerja yang sehat. Budaya kerja yang sehat bisa terlaksana jika diantara pengurus, pengurus dengan anggota, serta diantara anggota dengan anggota ada hubungan yang baik,komunikasi yang baik, cara silaturahmi yang baik dan niat yang baik .
“Tidak bisa ketuanya, ayo donk-ayo donk. Semua harus punya kesadaran yang sama bahwa untuk bisa kerja bareng harus punya itikad bareng yang baik,”pesannya.
Yang menarik, saat memaparkan tentang kekuatan DWP Kemenag juga bertumpu pada point kelima yakni mengembangkan standar perilaku yang baik, Eny Yaqut mengingatkan untuk menanggalkan kepentingan pribadi.
Bagaimana pengurus dan aggota DWP Kemenag mempunyai standar perilaku yang baik, berempati dan simpati, kemudian bekerja sama, gotong royong, semua usaha, upaya untuk tujuan organisasi.
“Kita itu secara individu kalau sudah masuk ke organisasi, lebur bu pribadi-pribadi ya, tidak ada misi pribadi dalam organisasi DWP. Semua yang kita lakukan itu untuk organisasi. Lebih jauhnya lagi , Lillahi Taala,”tandas Eny Yaqut.
Dikatakan, jika ada orang, angggota yang melakukan sesuatu itu dengan cara yang tidak sehat, untuk tujuan pamrih sesuatu, “ah aku ikut gini ah ini biar dapat duit, aku mau bantu ini ah biar dekat dengan ibu ketua, biar dekat sama istri Kakanwil, biar dekat sama istri menteri, dekat sama istri sekjen, tidak ada kamusnya lagi bu ya,”tegasnya.
“Untuk bisa menjadi kekuatan organisasi yang kuat, tidak membutuhkan orang-orang yang senangnya jadi pahlawan kesiangan, tidak ada ya. Semua harus atas nama organisasi,”imbuhnya.
Selain itu, Penasehat DWP Kemenag RI mengingat untuk menjunjung tinggi hasil rapat. Di organisasi DWP Kemenag RI, keputusan rapat itu harus dijunjung tinggi. Karena tidak ada lagi misi pribadi untuk bisa mengembangkan dan menguatkan misi organisasi, semua harus lebur jadi satu untuk kepentingan organisasi.
“Misi pribadinya hanya Lillahi Taala, karena kita tidak dapat apa-apa di DWP ini bu, maksudnya secara materi ya, yang bisa kita dapatkan itu silaturahim yang baik, aktualisasi diri , nambah ilmu, nambah wawasan, nambah pergaulan, itupun juga catatannya gaulnya bukan sama orang yang salah yang bu. Kalau kita gaul debngan orang yang salah, ngga dapat apa-apa kita,”tandas Eny Yaqut.
Melalui slide, Penasehat DWP Kemenag RI menjelaskan program kerja DWP yang terdiri dari 6 program yakni program nasional, program sekretaris, program bidang pendidikan,bidang ekonomi dan bidang sosial budaya.
Untuk program kerja nasional tercatat sebanyak 12 program diantaranya program Jumat berkah kerjasama dengan DWP UP, santunan untuk fakir miskin , dhuafa dan anak yatim, melaksanakan kegiatan khataman Al-qur’an di bulan Ramadan kerjasama dengan Bimas Islam, pelatihan sertifikasi halal kerjasama dengan BPJPH, sosialisasi moderasi beragama kerjasama dengan Pokja moderasi beragama Kemenag RI , juga ada seminar kesehatan, seminar pengelolaan keuangan dan keluarga dan lainnya.
Pembinaan dan sosialisasi program kerja DWP Kemenag RI juga diikuti dengan sesi tanya jawab. (rosmini)