Humas IAIN Sorong- Mewakili Pj Gubernur Provinsi Papua Barat Daya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua Barat Daya, Dr Drs Suhardi Tamal, MM membuka secara resmi Konferensi Internasional yang digelar di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN Sorong), Kamis (9/11).
Dalam sambutannya, PJ Gubernur Papua Barat Daya memberikan apreseasi atas terselenggaranya Konferensi Internasional ini, karena sejak Provinsi Papua Barat Daya terbentuk 9 Desember 2022 lalu, baru kali ini ada seminar bertaraf internasional.
Ia pun berharap agar Konferensi Internasional menghasilkan kajian atau masukan dalam memajukan Provinsi Papua Barat Daya.
Sebelumnya Suhardi Tamal menyampaikan permohonan maaf karena PJ Gubernur Papua Barat Daya, Dr Drs Muhammad Musa’ad, M.Si yang sedianya membuka Konferensi Internasional berhalangan hadir karena masih berada di Jakarta bersama Rektor IAIN Sorong Prof Dr Hamzah, M.Ag bertemu pemerintah pusat terkait upaya peningkatan status IAIN Sorong menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)
Kepada tamu dari dalam dan luar negeri serta peserta seminar, Suhardi Tamal mengungkapkan jajaran Pemprov Papua Barat Daya kini tengah sibuk untuk melaksanakan dua agenda kegiatan penting yakni peringatan 1 Tahun Provinsi Papua Barat Daya pada 9 Desember 2023 dan kegiatan peringatan HUT Otonomi Khusus (Otsus) pada 25 November. Dalam peringatan HUT Otsus, seluruh kepala daerah di Tanah Papua akan hadir di Sorong , dan kepala daerah diluar Papua yang bertatus Otsus seperti Yogyakarta dan Daerah Istimewa Aceh.
Dalam rangkaian acara pembukaan Konferensi Internasional, Plh Rektor IAIN Sorong Dr Muhammad Rusdi Rasyid, M.Pd.I yang sehari-hari Wakil Rektor I menyambut para tamu dari Malaysia dan Indonesia dengan berbagi pantun.
“Daun rumbia diikat serumpun, Indonesia Malaysia sahabat serumpun”. “ Rasa manis buah kedondong , para tamun yang mulia selamat datang di Kota Sorong”.
Menghidupkan suasana, Warek 1 pun menyampaikan pantun yang langsung ditujukan kepada yang dituju. “Petir menyambar di siang bolong, selamat datang Prof Dr Ahmad Sunawari Long.
Tak hanya itu, Dr Muhammad Rusdi Rasyid juga membacakan pantun jenaka,”Di sini kosong di sana kosong. Tak ada batang tembakau. Bukan saya berkata bohong, ada anak Papua nama artis Suparto . Yang dimaksud adalah Dr Suparto Iribaram, Warek III IAIN ayapura. Pantun untuk putera asli Bintuni Papua itu pun kembali mengundang gelak tawa.
“Masih ada, ada anak lahir memang ditakdirkan tidak pernah jadi kakak, selalu menjadi adek, beliau Dr Ade Yamin,”ujar Dr Rusdi Rasyid yang disambut tawa dan tepuk tangan tamu Dr Ade Yamin dan peserta seminar.
Pimpinan rombongan, yang menginisiasi kegiatan Konferensi Internasional , Prof Dr Irwan Abdullah, M.A dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dalam sambutannya memuji Sorong yang dinilai sangat heterogen dimana tercipta multipluralisme.
. Dikatakan, masyarakat plural memiliki kekuatan-kekuatan yang potensial untuk dijadikan sebagai kearifan lokal. Bukan hanya sebagai kearifan lokal tapi juga kearifan kolektif.
“Karena itu bagaimana sebenarnya tantangan yang sangat besar hari ini adalah tugas dari perguruan tinggi untuk mengubah kearifan lokal yang begitu beragam di nusantara ini menjadi kearifan kolektif yang jadi sumber kecerdasan kita untuk menata kehidupan yang lebih baik,”ujar Prof Irwan.
Dampak dari era digitalisasi yang terjadi dimasyarakat, menurut Prof Irwan, ada ada bahaya yang sangat kuat kedepan, terutama ketika produksi ilmu pengetahuan dan produksi nilai itu tidak lagi dilakukan oleh pemegang otoritas.
Dulu yang namamya nilai dihasilkan dan dibangun oleh oleh orang yang punya otoritas, seperti dalam bidang agama tentu saja para ulama, ustad, kyai yang memiiliki otoritas. Dibidang keilmuan, tentu saja tokoh ilmuan yang merupakan orang yang punya sertifikat yang diberikan hak mandat untuk menyampaikan kebenaran.
Namun saat ini kebenaran diproduksi secara massal, bahkan diproduksi oleh orang yang tidak berpendidikan. Kini kebenaran tidak lagi tunggal tapi kebenaran itu menjadi kebenaran yang jamak.
Kebenaran yang relatif yang artinya kebenaran itu mulai dicari dan diperjuangkan. “Kalau dulu kebenaran itu sesuatu yang diterima, saya menerima kebenaran dari orang tua saya, saya menerima kebenaran dari tengku saya waktu belajar ngaji. Tapi hari ini kebenaran itu ada di sosial media, yang dibangun oleh orang yang mungkin tidak punya identitas. Yang kita tidak tahu jenis kelaminnya, dibangun oleh siapa saja yang sarat keilimuannya tidak jelas. Dan itulah kehidupan kita hari ini,”ujar Prof Irwan.
Ia juga mengatakan, setiap tahun tidak kurang ada 5 juta konflik dalam berbagai bentuk. “Dan ini membutuhkan suatu kecerdasan akademik untuk memampukan kita, merespon persoalan seperti ini,”tandasnya.
Karena itu potensi yang sangat besar kita miliki untuk kecerdasan itu adalah potensi didalam kebudayaan. Karena kebudayaan menawarkan 4 hal yang sangat penting, yakni sebagai perekat hubungan . seperti kekerabatan, hubungan didalam kesukuan dan lainnya.,
Selain itu, yang dijamin dalam kebudayaan adalah kebersamaan, keselarasan., dan keempat adalah legitimasi atas moral, atas tindakan. “Jadi 4 kekuatan inilah yang jadi dasar penting yang menyebabkan kenapa kebudayaan , keragaman yang kita miliki harus digali,”ujarnya.
Dari 4 kekuatan kebudayaan yang perlu digali dan dipertahankan diantaranya pluralisme. Dikatakan Prof Irwan, kalau kita punya kompetensi plural maka kita bisa hidup dengan tetangga yang berbeda suku, agama dengan saling menghormati sehingga tercipta hubungan tetangga yang harmonis.
Lebih lanjut dikatakan oleh Prof Irwan, dari 4 pilar yang merupakan 4 kompetensi warga tentunya harus dibangun melalui pendidikan. “ Yang jadi pertanyaan adalah kuliah macam apa yang bisa jadikan mahasiswa kita memiliki 4 kompetensi. Itulah yang perlu kita jawab di masa-masa datang, melalui berbagai inovasi dalam pembelajaran,”tandas Prof Irwan.
Meski acara pembukaan molor 1 jam lebih karena menunggu rombongan tamu dari Jayapura, panitia khususnya para mahasiswa yang ditugaskan menyambut tamu kehormatan IAIN Sorong tampak tetap semangat. Photo booth yang disiapkan panitia pun dimanfaatkan untuk mengabadikan momen istimewa ini,
Sementara di Aula Fakultas Tarbiyah yang dipenuhi peserta seminar, sambil menunggu kedatangan tamu, dengan dipandu oleh Kepala UPT Bahasa IAIN Sorong, Misnariah Idrus, M.A yang full berbahasa Inggris, dosen IAIN Sorong Dr Andi Ahriani, SS M.Si, Hartina, M.A, serta beberapa alumni pascasarjana IAIN Sorong, Ahmad Kamil, Sumanti mempresentasekan hasil penelitiannya dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Sekitar pukul 14.30 WIB dengan menggunakan Bus IAIN Sorong, tamu yang berjumlah sekitar 12 orang tiba di kampus IAIN Sorong. Selanjutnya, di depan Gedung Fakultas Tarbiyah, rombongan disambut oleh Plh Rektor IAIN Sorong Dr Muhammad Rusdi Rasyid, M.Pd I dan Ketua MUI Kabupaten Raja Ampat yang juga alumni Pasca Sarjana IAIN Sorong, Abubakar Loji yang memakaikan palo, pengikat kepala adat khas Papua kepada para tamu.
Seperti diketahui dengan mengusung tema, Islamic Studies and Culture, IAIN Sorong menggelar kegiatan bergengsi International Conference.
Ketua Panitia International Conference, Dr Muhammad Rusdi Rasyid, M.Pd.I mengungkapkan, dalam kegiatan akbar ini menghadirkan 6 orang pembicara utama dari Malaysia diantaranya Prof Dr Ahmad Sunawari Long, Prof Dr Jawari Awang, Prof Dr Kamaruddin Salleh, Dr Abdullah Rahman Mahmood dan Dr Mohd Hidhar Kamarzaman.
Selain dari Malaysia, juga hadir pembicara utama dari dalam negeri yakni Prof Irwan Abdullah, M.A, dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan sejumlah narasumber lainnya yakni dari , Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dari Pontianak dan dari IAIN Jayapura. (rosmini)