*Dalam Kegiatan Pelatihan Dasar Kemahasiswaan Bagi Mahasiswa PIP-Kuliah*
Humas IAIN Sorong – Disela kegiatan Konsolidasi Bidang Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang dihadiri 30 wakil raktor se Indonesia dimana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong sebagai tuan rumah, digelar Pelatihan Dasar Kemahasiswaan Bagi Mahasiswa PIP (Program Indonesia Pintar)–Kuliah angkatan 2023 di Aula Kampus IAIN Sorong, Jumat (9/8).
Dipandu moderator, Nasarudin, M.Pd, pada sesi pertama menghadirkan narasumber Prof. Dr. Husnul Qodim, MA, CRCE, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
Dan sesi kedua Pelatihan Dasar Kemahasiswaan Bagi Mahasiswa PIP-Kuliah tampil 2 narasumber yakni Dr. Abdul Basir,S.Pd.I M.Pd.I dan Prof Dr. Muhlisin,M.Ag.
Ditemui usai menyampaikan materinya, Prof. Dr. Husnul Qodim, MA, CRCE mengatakan, untuk meraih masa depan,intinya 2 yakni yaitu memiliki kompetensi keilmuan dan kompetensi akademik serta character building.
Character building menyangkut potensi personality yakni proses pengembangan karakter yang melibatkan nilai-nilai, sikap dan kepribadian yang dalam Islam itu ilmu adab.
“Jadi Keduanya tidak bisa dipisahkan. Orang bisa pintar, punya kompetensi tapi dia tidak mampu menghargai orang lain, tidak mampu menghargai bawahannya, berarti dia egonya besar, sombong, itu juga tidak akan menjadi pemilik masa depan,”terang Prof. Husnul Qodim.
Yang kedua Prof. Husnul Qodim, dalam meraih masa depan yang gemilang, mahasiswa juga harus terus belajar. Dikatakan, keberhasilan itu bukan miliknya orang pintar tapi diam, keberhasilan itu miliknya orang yang terus berproses.
“Dunia terus berubah kalau tidak berproses maka dia akan jatuh. Makanya ada pepatah orang tua yang mengatakan, orang terpelajar itu, hanya pemilik masa lalu. Tapi orang yang terus belajar, terus berproses itu akan menjadi pemilik masa depan, karena dunia kedepan selalu berubah,”ujar Prof Husnul Qodim.
Untuk menumbuhkan minat terus belajar, dikatakan bahwa motiivasi perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri. Kalau tekatnya sudah kuat untuk merubah mental model yang tidak produktif menjadi produktif, maka harus pandai dalam menciptakan lingkungan pergaulan.
“Pergaulan itu ya tentu komunitas-komunitas yang produktif. Komunitas bahasa, komunitas diskusi, komunikasi literasi digital, komunitas literasi teknologi dan lain sebagaianya. Nah itu dari diri sendiri. Ya itu intinya harus terus belajar,”ujar Prof. Husnul Qodim.
Dalam hal ini, ada hadist yang artinya seseorang itu bisa dilihat dari agama temannya. Kalau temannya itu baik,maka dia akan baik.
Kegiatan Pelatihan Dasar Kemahasiswaan Bagi Mahasiswa PIP- Kuliah sangat hidup pada sesi kedua, ketika Prof. Dr H. Muhlisin, M.Ag tampil dengan materinya berjudul “ Peran Kepemimpinan Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan dari Kampus”.
Terkait dengan penerima beasiswa PIP-Kuliah, Dr Abdul Basir mengatakan, syarat yang harus dipenuhi adalah standar IPK minimal, 3,00 dan tidak boleh menikah. Terkait dengan pelatihan dasar kepemimpinan bagi mahasiswa PIP-Kuliah , Dr Abdul Basir berpesan agar mahasiswa itu jangan 3 K (kampus, kos dan Kampus).
Dalam hal ini, mahasiswa jangan sampai tidak punya kreatifitas, tiap hari hanya 3 K, tidak berorganisasi, tidak memperbanyak ilmu di perpustakaan, tidak berinteraksi dengan orang lain.
Jangan sampai tidak ada upaya pengembangan diri, apalagi difasilitasi dengan beasiswa PIP-Kuliah . Beasiswa KIP-Kuliah dapat dimanfaatkan untuk pengembangan skill melalui kelompok studi, buat kursus bahasa, penguatan kepemimpinan, pelatihan moderasi beragama dan kegiatan yang bermanfaat lainnya.
Giliran Prof. Dr. H. Muhlisin, M.Ag yang merupakan guru besar UIN Pekalongan menyampaikan materinya, Ia langsung turun ke bawah mendekati mahasiswa dan suasana pun langsung jadi hidup. Terlebih Prof. Muhlisin beberapa kali mengajukan pertanyaan berhadiah pulsa.
Seperti Ia menanyakan siapa saja yang membawa buku di dalam tasnya, maka mahasiswa yang mengacungkan jari diminta untuk dicatat nomor HPnya untuk diberikan pulsa.
Sebagai penikmat uang rakyat, penerima beasiswa KIP-Kuliah diminta untuk tidak petantang-petenteng, tapi harus rajin belajar . “Anda , mahasiswa penerima KIP harus berbeda dengan mahasiswa non KIP. Kalau mahasiswa non KIP mungkin hanya malas-malasan saja, maka Anda harus beda, Anda harus jadi icon dimana-mana, anda harus belajar terus. Dan belajar itu bukan hanya belajar akademik tapi non akademik juga,”ujar Prof. Muhlisin.
Untuk jadi agen perubahan dari kampus, Prof. Muhlisin mengatakan, mahasiswa harus mempunyai visi, memiliki karakter yang kuat dengan mengikuti organisasi di kampus, memiliki kreativitas/inovasi yang tinggi dan memiliki kompetensi di bidangnya. (rosmini)