Syahid Bin Muzaat.

Humas IAIN Sorong- Diantara 5 mahasiswa pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong yang diyudisium, Rabu (7/8), salah satunya adalah Sekretaris Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Teluk Bintuni, Syahid Bin Muzaat, S.IP M.Pd.

Usai resmi mengantongi gelar M.Pd, Syahid yang lulus dengan predikat ‘Dengan Pujian’ (Cumlaude) saat ditemui media kampus menuturkan kesannya selama mengikuti perkuliahan program pascasarjana IAIN Sorong.

“Alhamdulillah banyak kesan dalam perkuliahan ini dan yang paling terpenting adalah  banyak pengalaman yang saya dapatkan dalam perjalanan perkuliahan 1 tahun 11 bulan. Selain dari pengalaman , dosen-dosen  IAIN  Sorong juga begitu ramah  kemudian memiliki kelebihan dalam keilmuannya,”ujarnya.

Bukan hanya itu, pria kelahiran Waigama, 24 Novemver 1984  juga merasakan begitu banyak kebijakan dan kemudahan yang diberikan kepada mahasiswa pascasarjana.

“Alhamdulllah dengan bergabung di IAIN Sorong ini dengan banyak fasilitas yang dimiliki, kami merasa sangat luar biasa,”ujar Syahid .

Dengan jarak yang jauh serta dihadapkan dengan aktifitas kantor yang  padat, Pascasarjana IAIN  Sorong memberikan kemuduhan baginya untuk mengikuti perkuliahan jarak jauh secara virtual, by zoom.

“Ini kemudahan yang sangat luar biasa. Karena memang  kami jauh dari kampus,  tapi dengan kemudahan itu Alhamdulillah kami bisa berada sampai saat ini,”tandasnya.

Sementara  pengalaman yang didapatkan, Ia sangat merasakan bisa mentransfer ilmu dari dosen-dosen pascasarjana IAIN Sorong yang diakui memiliki keahlian dibidangnya.

Selama perkuliahan, kesulitan yang dirasakan hanya soal waktu bagaimana Ia bisa membagi waktu antara melaksanakan tugas-tugas di kantor yang padat dengan mengikuti perkuliahan.

“Alhamdulillah dengan kemudahan yang diberikan IAIN Sorong, kami bisa kuliah disela-sela kesibukan kami. Ada juga beberapa yang kami sangat  bangga bahwa IAIN Sorong dalam bentuk kebijakan, salah satunya  itu pada saat perkuliahan selalu  mengambil waktu di siang hari (jam 14.00 -16.00 Wit).  Pada  waktu istirahat dari kantor itu kita bisa mengikuti proses perkuliahan,”tuturnya.

“Alhamadulillah  kita bisa sampai saat ini dan kami ucapan terima kasih kepada IAIN Sorong,”imbuhnya.

Menyinggung tentang tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, bagaimana bisa menyelesaikannya, diakui Syahid, awalnya memang cukup berat . “Karena disatu sisi kami juga punya aktiftas kantor yang sebenarnya juga padat seperti ada laporan, rapat, dan  kegiatan lain ditumpuk lagi  dengan perkuliahan yang banyak tugas,”ujarnya.

“Tapi Alhamdulilah dari situ kita sadar bahwa dengan banyak tugas yang  diberikan oleh setiap dosen pengajar itu justru kemudian akan membuat cakrawala berpikir kita menjadi dewasa, karena disela-sela kesibukan kita mampu menyelesaikan tugas-tugas itu  dan pada akhirnya banyak pengalaman yang luar biasa yang kita dapatkan, terutama dalam pendidikan Islam,”ujar Syahid.

Terkait relefansi gelar master pendidikan dengan tugasnya sebagai Sekretaris KPU Kabupaten Bintuni, Syahid mengatakan bukan persoalan tidak ada kaitannya, tapi Ia menilai bahwa bekal pendidikan agama yang diperoleh  sangat penting membangun karakter dasar yang menjadi landasan berpijak bagi dirinya dalam mengambil keputusan. Terlebih sebagai penyelenggara Pemilu dengan posisi sebagai sekretaris KPU, dimana dalam  pelaksanaan Pemilu maupun Pilkada  begitu banyak godaan yang  datang  silih berganti.

“Godaan itu luar biasa, sekarang menjadi penyelenggara dengan dasar agama yang kuat ini, kita mampu kemudian menahan diri kemudian mengambl keputusan terbaik sehingga sloga “KPU Melayani” itu bisa berhasil karena dasar agama yang jadi pijakan,”ujar Syahid.

Lebih lanjut dikatakan, dari bekal ilmu kepemimpinan transformatif, diyakini dapat diterapkan dalam merumuskan visi misi dan program  kerja di kantor serta menjadi agen pembaharuan, agen perubahan yang bisa merubah sesuatu dari perubahan satu ke perubahan yang lain yang sifatnya positif.

“Kemudian di satu sisi juga akan membentuk karakter dengan kepempinan transformatif bagaimana kita menjadikan diri kita punya karisma dalam kepemimpinan. Kita punya empati dengan orang lain, disatu sisi  kita mampu memberikan motivasi, inspirasi itu ada dalam jiwa kita untuk bagaimana kemudian organsasi  penyelenggaraan  Pemilu bisa berjaan dengan baik,”urainya.

Untuk  biaya kuliah S2 di IAIN Sorong, diakui UKT (uang kuliah tunggal)  sangat murah dan bisa dijangkau oleh seluruh kalangan.

“Dan saya lihat  selama perkuliahan ada yang kemudian bisa diciclil dan itu diberikan kebijakan sampai akhir perkuliahan ini kemudian disetor pelan-pelan. Ini satu kebijakan yang sangat kita berikan  apreseasi kepada pimpinan IAIN Sorong,”pungkas Syahid Bin Muzaat. (rosmini)