Chief Of Education UNICEF, Ketrin Bannet saat menyampaikan sambutan. (rosmini)

Humas IAIN Sorong – Sebagai tindak lanjut  kerjasama Fakultas Tarbiyah IAIN Sorong dengan Kemitraan Unimuda Sorong-UNICEF,  Chief Of Education UNICEF, Ketrin Bannet, Jumat (12/7) mengunjung kampus IAIN Sorong.

 Dalam pertemuan yang dihadiri Rektor IAIN Sorong, Dr Suparto Iribaram,S.Sos MA dan Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr Indria Nur, M.Pd.I di Ruang Pertamuan Fakultas Tarbiyah, Ketrin Bannet mengatakan, kehadirannya di kampus IAIN Sorong adalah untuk meneruskan  kemitraan yang telah terjalin selama ini, khususnya kemitraan dengan Program Studi (Prodi)  Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah IAIN Sorong.

 “Kalau kita balik dari tahun 2022, nanti akan ada dukungan-dukungan selanjutnya yang bisa dilakukan melalui Unimuda untuk kemitraan ini,”ujar Ketrin Bannet yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Derry Ulum selaku Program Officer Unicef Papua.

  Setelah mengunjungi Universitas Nani Bili di pagi hari dan sore harinya mengunjungi kampus IAIN Sorong, Ketrin mengaku  mendapatkan banyak inspirasi .

 Dikatakan, jika berbicara tentang kualitas dalam pembelajaran, tidak lepas dari literasi numerasi. Tapi sebenarnya banyak  hal lain yang penting untuk diperhatikan.

  Salah satu yang dipesankan oleh Ketrin Bannet bahwa dalam kualitas pembelajaran, jangan menghukum siswa di kelas dengan kekerasan.

Rektor IAIN Sorong Dr Suparto Iribaram,S.Sos MA yang hadir dalam pertemuan dengan Kemitraan Unimuda Sorong-UNICEF. (rosmini)

 “Dalam penerapan disiplin  positif,kita membantu guru agar guru tidak perlu menghukum dengan kekerasan. Sama seperti  program-proram kita di SD, SMP di sekolah itu sangat membantu guru-guru. Daripada mereka menghukum ada cara lain lho yang lebih efektif ,”tandas Ketrin Bannet.

  Lebih lanjut dikatakan, berdasarkan beberapa hasil penelitian, ternyata kalau guru menerapkan kekerasan di ruang kelas itu langsung berkolerasi terhadap perform mahasiswa yang menurun, sebaliknya jika guru tidak menggunakan kekerasan di kelas , perform mahasiswa naik.

 “Itu yang perlu kita dengungkan bersama ke kampus-kampus ya,”tandasnya,

 Dikatakan,  dampak pendekatan holistic, literasi numerasi sistem  positif itu diperlukan,  tidak hanya menguntungkan kampus, dapat akreditasi , dosen , mahasiswa tapi  ujung-ujungnya adalah kepada para siswa  yang diajar di sekolah.

  Dikesempatan tersebut, Ketrin juga ingin mendengarkan secara langsung cerita dari mahasiswa PGMI yang hadir terkait program, kemajuan yang didapatkan serta tantangan lainnya.

 “Mumpung ada mahasiswa, bu Ketrin berpesan bahwa jalur yang teman-teman ambil tidak gampang, tapi ini  jalur yang baik dan benar baangkali  itu harapannya karena memang menjadi guru itu  satu profesi yang mulia,”tandas Derry Ulum yang mendampingu Ketrin Bannet.

 Turut hadir dalam pertemuan dengan UNICEF  yakni tim kemitraan Unimuda Sorong, Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah, Suharmoko, M.Pd dan jajaran dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sorong serta tim kemitraan Unimuda-Unicef.

  Sementara itu, Rektor IAIN Sorong, Dr Suparto Iribaram, S.Sos mengatakan, pertemuan dengan UNICEF ini merupakan  momen yang paling penting bagaimana  bisa melakukan kerjasama dengan badan dunia (UNICEF)  yang tentunya harus dimanfaatkan  untuk kepentingan akreditasi  ke arah yang lebih baik.

 “Apalagi  misi yang diemban oleh UNICEF adalah bagaimana menyentuh persoalan-persoalan literasi di Papua,”tandas Suparto Iribaram.

 Lebih lanjut, rektor juga mengaku paham dengan misi dari UNICEF, dimana mereka memiliki modul yang penting untuk bagaimana bisa memberikan sistem atau memberikan cara bagi persoalan-persoalan membaca khususnya di Papua .

 “Apalagi di kampus kita ada fakultas bidang pendidikan yang memang mau atau tidak mau, suka tidak suka  kita dihadapkan dengan persoalan-persoalan literasi yang menjadi masalah di tempat kita, khususnya di Tanah Papua,”tandas Suparto Iribaram.

 Lanjut dikatakan, jika beberapa kabupaten atau provinsi di tanah air sudah bisa menekan angka butu huruf atau yang tidak bisa membaca dan lainnya.

 “Kalau kita di Papua ini mungkin banyak orang yang bisa berbicara tapi membaca mungkin agak sedikit sulit,”imbuhnya.

  Nah, dengan program yang dibawa oleh UNICEF ini adalah program yang sangat baik, dimana Fakultas Tarbiyah adalah fakultas yang disiapkan untuk menciptakan berbagai sumber daya manusia yang memang difokuskan bagaimana bisa memberikan pembelajaran bagi anak-anak siswa  SD, SMP hingga SLTA.

“ Jadi saya anggap ini kesempatan yang baik, dimana kerjasama yang sudah dibangun oleh PGMI saya pikir ini adalah momen yang baik, bisa kita memberikan bahan pelatihan  bagi calon-calon guru kita di PGMI untuk bagimana memiliki pengalaman mengajar bagi siswa  yang kesulitan membaca,”ujar Suparto Iribaram.

Lebih lanjut, rektor IAIN Sorong juga mengungkapkan tentang literasi digital.  Bahwa kini mahasiswa sudah jarang membaca buku-buku cetak, dan beralih ke digital.

 Bahwa literasi digital ini menjadi trend utama, dan hal ini sangat positif tapi harus bisa dikendalikan.   “Kita tahu bahwa banyak sekali literasi digital dalam bentuk e-book dan lainya itu bisa dimanfaatkan. Tetapi saya punya keinginan bagimana kita bisa menanamkan kepada mahasiswa untuk memiliki keinginan membaca,”ujar Suparto Iribaram.

 “Ini yang penting karena ketika orang tidak membaca maka pengetahuannya berkurang. Ini hal yang sangat penting, kita  harus bisa bersama-sama UNICEF, dengan rekanan dari Unimuda,”ujar Rektor IAIN Sorong, Suparto Iribaram.

  Bagaimana menyikapi tantangan terhadap bentuk transformasi dari  cetak ke digital, hal inilah yang penting untuk diperhatikan.

 “Tapi saya yakin, UNICEF punya cara-cara jitu,  punya pendekatan yang memang ada, pastinya punya modul-modul yang bisa memberikan trik-trik untuk bagaimana orang bisa belajar membaca degan baik dan tepat,”ujar Dr Suparto Iribaram.

  Sementara itu dalam sambutannya, Dekan Fakultas Tarbiyah Dr Indria Nur, M.Pd.I mengatakan,  dengan adanya  program dari UNICEF ini memberikan penguatan kepada Fakultas Tarbiyah khususnya Prodi PGMI.

 Lebih lanjut Dr Indria Nur berharap adanya kerjasama UNICEF dengan institusi IAIN Sorong.

  “Saya pikir program-program yang dilakukan UNICEF bisa mengkafer semua program studi kami di sini. Jadi kami berharap Insya Allah ada MoU kerjasama antara UNICEF dengan institusi IAIN Sorong,”ujar Dr Indria Nur.

 “Kami sangat menyambut hangat kehadran Ibu Ketrin,  mudah-mudahan bukan yang pertama kali , mudah-mudahan akan mendatangi kami lagi untuk MoU dengan IAIN Sorong,”ujar Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr Indria Nur.

 Sementara itu, Koordinator Prodi PGMI, Oki Sandra Agnesa, M.Pd dalam laporannya mengungkapkan, kerjasama dengan UNICEF terjalin sejak tahun 2022.  Kerjasama yang pertama adalah pelatihan kepada dosen Tarbiyah untuk menjadi trainer dari literasi baca tulis dan literasi numerasi.

Pose Bersama di Akhir Kegiatan Bersama Mahasiswa

Tahun 2022 dari Kemitraan Unimuda- UNICEF mengajak Prodi PGMI untuk memberikan pelatihan kepada mahasiswa PGMI yang pada saat itu akan melaksanakan PPL di sekolah. Pembekalan yang diberikan  terkait literasi baca tulis dan numerasi untuk kelas awal di SD.

  Kemudian di tahun 2023, kerjasamanya adalah pelatihan kembali kepada dosen TOT untuk  3 orag dosen PGMI IAIN Sorong,. “Dan tahun 2023 pertama kali dilakukan monitoring evaluasi dari pihak kemitraan terkait program yang selama ini dijalankan,”ujar Oki Sandra.

 Tahun 2024, kembali monitoring bersama ibu Jeande, tahun 2023 ada peninjauan PGMI dimana untuk memasukkan mata kuliah literasi numerasi dan juga literasi  baca tulis.

  “Selama ini yang terjadi di pembelajaran PGMI baru pembelajaran literasi yang diberikan pada semester 6, tujuannya pada saat semester 7 mereka terjun PPL ke sekolah itu sudah punya bekal untuk mengajarkan adik-adik di SD atau MI terkait literasi numerasi atau literasi baca tulis,”jelas Oki. (rosmini)