Humas IAIN Sorong – Alih status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong telah berjalan 4 tahun, tepatnya 28 Februari 2020 lalu, kampus hijau yang berlokasi di Km 17 Kota Sorong resmi jadi IAIN Sorong.
Dalam perjalanan 4 tahun, bagaimana kiprah IAIN Sorong dan obsesi apa saja yang ingin dicapai di tahun-tahun mendatang, berikut bincang-bincang dengan Rektor IAIN Sorong Prof Dr Hamzah Khaeriyah, M.Ag.
Dalam 4 tahun hadirnya IAIN Sorong di Papua Barat Daya,apa saja yang telah dicapai dan obsesi di tahun-tahun mendatang?
Dalam alih status dari STAIN ke IAIN ada karena jadi program. Sejak dilantik jadi Rektor IAIN Sorong 1 April 2020, pidato perdana kami ada 3 item besar. Salah satunya adalah transformasi dari IAIN menjadi UIN (Universitas Islam Negeri). Sekarang IAIN Sorong masuk pada tahun ke 4, saya kira ini momentumnya. Kenapa ini kemudian menjadi penting?, karena pertama, sebelum digagas untuk menjadi universitas belum ada Papua Barat Daya, sekarang sudah ada Papua Barat Daya. Salah satu program pemerintah itu adalah Papua Cerdas. Saya kira kalau ini menjadi UIN saya kira percepatan jadi Papua Cerdas itu semakin terbuka. Lagi-lagi ketika kemudian kita ingin melihat wajah Papua Cerdas itu menghadapi masa emas Indonesia tahun 2045. Tahun 2045 itu artinya Indonesia merdeka sudah satu abad. Ini saya kira momentum yang sangat luar biasa.
Hingga menginjak tahun ke 4, UIN belum terbentuk, apakah ini berarti target yang diharapkan belum tercapai ?
Sebenarnya proses itu sudah tercapai ya, proses sudah masuk. Nah lagi-lagi memang kemudian, standarnya atau endingnya, ujungnya adalah terbitnya Peraturan Presiden tentang UIN, itu yang belum ada. Bahwa proposal, lobi antar lembaga kementerian itu kita sudah lakukan, Jadi memang proses itu sedang berjalan.
Jika demikian, kapan UIN Sorong bisa terwujud?
Ya bisa lama, bisa cepat. Tergantung lobi, karena kita ingin melihat bahwa jadi UIN ini adalah salah satu yang kita butuhkan adalah dukungan afirmasi. Pembangunan Papua ini harus diberi ruang dengan pendekatan afirmasi. Nah, pertanyaannya adalah bagaimana bentuk afirmasi itu. Salah satu bentuk afirmasi itu adalah percepatan menjadi UIN.
Yang kedua, melihat dinamika pembangunan Papua, kita bisa katakan bahwa perubahan IAIN jadi UIN itu bukan hanya kepentingan kelembagaan institusi perguruan tinggi, tetapi ini adalah salah satu berkat, atau salah satu contoh keberhasilan pembangunan di Papua. Ketika UIN ini menjadi kenyataan, maka sebenarnya ini adalah salah satu contoh percepatan pembangunan di Papua. Jadi bukan hanya kepentingan perguruan tinggi tapi ini menjadi kepentingan percepatan pembangunan di Papua.
Di HUT ke-4, apa yang kini digenjot di lingkup IAIN Sorong ?
Yang pertama kita genjot adalah universitas. Saya kira itu target utama. Yang kedua, kita ingin berperan aktif dalam dunia digital. Kita berdakwah, kita berdiskusi, kita kerjasama dengan masyarakat dalam dunia digital. Mengapa ini penting?, karena generasi sekarang ini ya generasi yang hidup di wilayah digital. Makanya itu memang kita harus mempersiapkan diri ke sana. Kebiasaan-kebiasaan yang memang tidak kesitu kita dorong supaya masuk dalam wilayah digital. Nah, salah satu buktinya adalah kita punya podcast. Kita punya podcast ini kalau kita lihat produknya, tahun 2023 ada 150 video pendek atau produk podcast yang kita hasilkan. Ini saya kira luar biasa. Dengan demukian, dua hal ini menjadi penting,
Yang ketiga adalah pembangunan masjid Baitul Ma’mur. Pembangunan masjid ini alhamdulillah partisipasi masyarakat lewat dukungan pada kegiatan bazar itu sudah cukup luar biasa. Sekarang ini penyelesaian kerangka dasar kita sudah lakukan. Itu yang kita capai selama kurang lebih 4 tahun.
Untuk dunia digital bagaimana menggerakkan atau membangkitkan semangat para mahasiswa, dosen dan jajaran dalam memasifkan dunia digital di kampus?
Beberapa tugas akademik, kemahasiswaan itu kita ganti dengan membuat dalam bentuk video pendek. Pada mata kuliah saya, tidak lagi ada ujian tertulis, tetapi itu menyetor dalam bentuk video pendek. Itu salah satu langkah dan itu sudah kita lakukan sejak 3 tahun lalu.
Tentang kualitas IAIN Sorong sendiri bagaimana untuk kedepannya?
Saya kira untuk wilaya Papua ya, setahu saya untuk perguruan tinggi saya kira mungkin belum ada yang memiliki Akreditasi Perpustakaan yang A. Kita ini ya alhamdulillah, 3 tahun lalu kita sudah memiliki akreditasi perpustakaan dengan nilai A. Ini saya kira sangat-sangat luar biasa. Demikian juga mahasiswa pasca sarjana, baik dari Raja Ampat, maupun dari Fakfak, dengan berbagaii latar belakang keilmuan , ada tokoh dan sebagainya, alhamdulillah itu juga sangat diminati oleh masyarakat. Sekarang ini, untuk mahasiswa baru kita, tidak lagi didominasi oleh daerah Sorong Raya, katakanlah seperti, Raja Ampat dan lainnya, tetapi itu dari wilayah Seram, teman-teman dari Seram Bagian Timur (SBT) itu sangat antusias ke sini (IAIN Sorong) karena jalur transporatasi yang sangat mendukung.
Saya ingin mengatakan bahwa kehadiran IAIN ini akan membuka akses untuk menjadikan Kota Sorong ini sebagai kota produktif dalam bidang pendidikan.
Tahun 2024 merupakan masa akhir kepemimpinan Pak Rektor ya.. apa yang diwariskan kepada IAIN Sorong?
Kita wariskan tentu yang terbaik,bahwa hal-hal kelemahan saya kira banyak , tapi disisi yang lain, ada juga yang baik, itu yang akan kita wariskan.
Contohnya ?
Kita memperkuat distingsi kepemimpinan dan transformatif itu dengan berbagi kajian, berbagai penerbitan,kepemimpinan itu dengan berbagai kajian, hubungan kita dengan masyarakat saya kira cukup bagus, hubungan dengan pemerintah kabupaten, Kabupaten Raja Ampat, Bintuni , Kota Kabupaten Sorong , provinsi saya kita kita buka seperti itu.
Kedepan apa yang ingin dicapai untuk kemajuan IAIN Sorong secara umum?
Kedepan kita ingin jumlah doktor semakin banyak, program guru besar ini kita dorong. Mudah-mudahan 2 tahun kedepan IAIN sudah mulai melahirkan professor baru, guru besar baru, dan jumlah doktor semakin hari semakin bertambah. Tiap semester selalu ada.
Harapan di HUT ke-4 IAIN Sorong ?
Saya harap, mudah-mudahan di tahun ke empat ini IAIN Sorong segera bertransformasi menjadi universitas. (rosmini)