Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (PPs IAIN) Sorong menghadirkan dua tokoh penting yakni Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sorong, K.H. Ahmad Suryatejo S.Pd., dan Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong, Dr. Muh.Ali, M.M., dalam acara Yudisium Magister strata II (S.2) Angkatan IV tahun 2020 melalui aplikasi zoom pukul 11.00 WIT, kemarin, Selasa, 16/6/2020
Kehadiran dua tokoh tersebut bagian dari peran penting sumbangan pemikiran dan kritikan terhadap ke dua promovendus yang baru saja diyudisium, yakni atas nama Ruslan Rasyid, NIM. P040118015 dengan judul teisis ‘’Strategi Kepemimpinan Transformatif K.H Anderson Meage dalam Meningkatkan Kerukunan Antar Umat Beragama Melalui Forum Kerukunan Umat Beragama di Kabupaten Sorong’’ serta Hilman Djafar, NIM. P04118004 dengan judul tesis ‘’Strategi Kepemimpinan Transformatif Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong dalam Mengembangkan Catur Dharma Perguruan Tinggi di Papua Barat”.
Mendukung konsep empat pilar IAIN Sorong khususnya tentang keIslaman dan kepemimpinan kedua tesis tersebut diharapkan sebagai corak literatur yang dapat diterjemahkan sebagai langkah awal IAIN Sorong dalam mengarahkan mahasiswa untuk selalu memperhatikan peran keagamaan dan peran kepemimpinan di Papua Barat.
Sebagaimana kutipan sambutan singkat Ketua FKUB K.H. Ahmad Suryatejo, S.Pd., bahwa ‘’benar saudara Ruslan Rasyid melakukan penelitian di lembaga FKUB sebagaimana judul yang diangkat, hal ini sebagai modal dasar dalam menggali gerakan kemanusiaan atau bagian dari kemajuan suatu bangsa, beliau menganalogikan “Piagam Madinah” yang diprakarsai Nabi Muhammad Saw., sebagai konsep proyek perdamaian dunia, begitu halnya dengan FKUB masih butuh literatur untuk meningkatkan kualitas lembaga meskipun saat ini kehidupan beragama di Kabupaten Sorong sangat kondusif’’ Demikian ungakp ketua FKUB.
Begitu juga halnya dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong (UMS), Dr. Muhammad Ali, M.M., menyampaikan apresiasi atas perolehan dan keberanian saudara Hilman Djafar atas penggalian data yang menghasilkan riset terpercaya mengenai strategi UMS dalam menerapkan tri dharma perguruan tinggi.
‘’yang perlu saya garis bawahi adalah catur dharma dan tri dharma, memang pada perguruan tinggi Muhammadiyah seluruh Indonesia bahkan dunia menggunakan catur dharma yang sesungguhnya sama saja dengan tri dharma sebagaimana PTKI Kementerian Agama, yang membedakan adalah pananaman jiwa kemuhammadiaan hanya itu saja’’ ungkapnya.
Kehadiran ke dua tokoh tersebut menambah kepercayaan tersendiri bagi Pascasarjana IAIN Sorong sebagai lembaga pendidikan yang semakin dipercaya oleh masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan di Papua Barat. Terlebih lagi PPs IAIN Sorong merupakan satu-satunya lembaga Perguruan Tinggi Kegamaan Islam Negeri (PTKIN) di wilayah Timur yang sukses melaksanakan Yudisium Magister di masa Covid 19.
Pelaksanaan Yudisium Magister PPs IAIN Sorong sendiri dihadiri juga oleh perwakilan beberapa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dari luar sorong seperti Direktur PPs IAIN Palopo dan Direktur PPs IAIN Padangsidimpuan melalui aplikasi zoom claud. Disampaikan oleh Direktur PPs IAIN Sorong, Dr. Surahman Amin, L.c., M.A., bahwa kehadiran dua pimpinan PPs tersebut menjadi sebuah kehormatan bagi dirinya dan institusi. Serta ia juga tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada para tamu undangan.
“Ini juga hadir tamu kehormatan saya, Direktur IAIN Padangsidimpuan dan Direktur IAIN Palopo. Dan terima kasih juga kepada para bapak/ibu para peserta yang hadir dalam acara yudisium kali ini” ungkapnya.
Ia juga menceritakan terkait keterlambatan meyudisium ke dua promovendus dan alasannya menyematkan gelar cum laude.
“Tesis ke dua promovendus tersebut selesai sejak bulan dua lalu, tapi kita tunggu corona ini selesai, namun gak selesai-selesai, makanya kita putuskan pelaksanaannya via daring. Kita juga memberikan penghargaan predikat cumlaude bagi promovendus, karena mereka menyelesaikan studi cepat” terangnya.
Sebagai penutup Rektor IAIN Sorong, Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag., dalam pidato akademiknya memberikan apresiasi kepada ke dua promovendus bahwa mereka telah menciptakan sejarah baru dalam dunia ilmu pengetahuan.
“selamat kepada ke dua promovendus yang baru saja di yudisium. Ke duanya bisa dikatakan sebagai pencipta sejarah baru di tengah pandemi Covid-19, ia melakukan hal yang bisa dicatat oleh sejarah kementerian dan sejarah penengetahuan” ungkap Rektor.
Rektor IAIN Sorong melanjutkan, bahwa tema tesis yang diangkat oleh salah satu promovendus terkait dengan motto IAIN Sorong yakni “harmoni dan produktivitas”.
“Kerukunan umat beragama ini terkait dengan motto IAIN Sorong, harmoni dan produktivitas. Jadi, antara ke dua istilah tersebut harus sejalan. Kita tidak boleh hanya mengedepankan produktivitas saja, tanpa dibarengi dengan keharmonisan” tutupnya. *Nin
(Humas IAIN Sorong)