Humas IAIN Sorong – Memasuki tahun akademik 2025/2026 dengan semangat baru, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong menunjukkan komitmennya dalam membentuk karakter dan intelektualitas mahasiswa sejak hari pertama perkuliahan, dengan menyelenggarakan kegiatan akademik Studium Generale, Senin (01/09/2025). Kegiatan yang dihelat di Aula Kampus dihadiri secara virtual oleh Rektor, Dr. Suparto Iribaram, S.Sos., MA, dan diikuti oleh ratusan mahasiswa baru, baik secara luring maupun daring, serta dihadiri pimpinan kampus, dosen, dan tenaga kependidikan. Antusiasme mahasiswa baru semakin terasa setelah pekan sebelumnya mereka melewati rangkaian Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK).
Tema besar “Pendidikan Berbasis Cinta: Menyatukan Ilmu, Iman, dan Kearifan Lokal” menjadi penanda arah pendidikan yang hendak dikembangkan IAIN Sorong di tahun akademik ini. Tema ini bukan hanya relevan secara nasional tetapi juga menyentuh konteks kekinian dan lokalitas Papua Barat Daya secara khusus.
Dalam laporannya, Ketua Panitia, Dr. Fardan Abdillah, M.Pd.I., menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan tradisi akademik tahunan yang dirancang untuk memberikan pencerahan ilmiah, motivasi, dan wawasan yang luas kepada mahasiswa baru agar siap menghadapi dunia perkuliahan.
“Kuliah umum ini menghadirkan narasumber kompeten sesuai bidang keahliannya. Kami ingin mahasiswa tidak hanya dibekali semangat belajar, tetapi juga membangun karakter akademik dan mempererat silaturahmi antarwarga kampus,” ujarnya.
“Harapan kami, kegiatan ini menjadi bekal optimal bagi mahasiswa baru dalam menjalani masa perkuliahan, sekaligus membentuk generasi yang berilmu, beriman, dan bijak,” tutup Ketua Panitia.
Selanjutnya, dalam sambutan pembukaannya yang disampaikan secara daring, Rektor IAIN Sorong, Dr. Suparto Iribaram, memberikan arahan visioner. Beliau menekankan bahwa tema yang diangkat bukan sekadar wacana, melainkan sebuah ajakan reflektif untuk membangun pendidikan yang holistik.
“Pendidikan berbasis cinta adalah gagasan yang mengedepankan kasih. Bukan romantisme, tetapi cinta yang mendalam terhadap ilmu pengetahuan, sesama, lingkungan, dan Sang Pencipta. Cinta yang mendorong kita untuk belajar dengan niat tulus, menggunakan hati, dan hidup dalam nilai-nilai harmoni yang arif,” papar Rektor.
Rektor mengingatkan pentingnya merespon globalisasi tanpa kehilangan jati diri. “Menyatukan ilmu universal dengan iman yang membimbing arah hidup, sambil mengedepankan identitas lokal sebagai kekuatan budaya, adalah kunci menghadapi tantangan zaman,” tegasnya. Hal ini menegaskan posisi unggulan IAIN Sorong sebagai kampus yang menghargai modernitas sekaligus melestarikan kearifan lokal Papua.
Ia juga berharap gagasan kurikulum cinta yang digaungkan Kementerian Agama dapat menjadi jembatan antara teknologi dan nilai, antara kemajuan dan akar budaya.
Rangkaian kuliah umum yang dimoderatori oleh Abdullah, M.Sos., dosen Fakultas Syariah dan Dakwah, tersebut menghadirkan empat pemateri kompeten:
Dr. Muhammad Rusdi Rasyid, M.Pd.I. memaparkan sub-tema “Pendidikan Berbasis Panca cinta”. Dr. Indria Nur, M.Pd.I. membahas “Membangun Generasi Mahasiswa Berkarakter Melalui Pendidikan Berbasis Cinta”. Dr. H. Surahman Amin, Lc., MA. mengaitkan konsep dengan implementasi nyata dalam “Kurikulum Cinta Berbasis Ilmu, Amal, dan Kearifan Lokal: Implementasi Islam Rahmatan Lil ‘Alamin”. Dan Dr. Bambang Sunatar, MM., CHCP menawarkan sudut pandang manajerial dalam “Pendidikan Berbasis Cinta dalam Perspektif Manajemen”.
Diskusi berlangsung interaktif, hangat dan dinamis, ditandai dengan antusiasme tinggi dari mahasiswa baru. Banyak pertanyaan kritis yang diajukan, menunjukkan gairah intelektual yang ingin dibangun IAIN Sorong sejak dini.
Dengan tema yang menyatukan ilmu, iman, dan kearifan lokal, IAIN Sorong menegaskan diri sebagai kampus yang tidak sekadar mencetak lulusan berilmu, tetapi juga berkarakter, berakhlak, dan berakar kuat pada budaya Nusantara. (humas/rn)
IAIN Sorong Gelar Studium Generale 2025, Rektor: Pendidikan Harus Holistik, Menyentuh Spiritual dan Kultural