Pimpinan Ponpes Mangkoso Kabupaten Barru Provinsi Sulsel Drs Syafaruddin Latif, MH saat menyampaikan tauziah pengantar berbuka puasa bersama. (rosmini)

Humas IAIN Sorong- Di bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong menunjukkan kepeduliannya dengan turun ke jalan untuk berbagi takjil kepada masyarakat Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.

Kegiatan berbagi takjil yang digelar Senin sore (25/3) dipusatkan di depan Kampus IAIN Sorong, Km 17 Kota Sorong. Meski sempat diikuti rintik-rintik hujan, namun ibu-ibu yang dipimpin Ketua DWP IAIN Sorong, Dra Maryam Hamzah tampak begitu semangat membagikan takjil kepada setiap pengendara yang lewat di jalan utama depan Kampus IAIN Sorong.

Kegiatan bagi-bagi takjil yang digelar DWP IAIN Sorong. (rosmini)

Sekitar 100 cup takjil dibagi-bagikan dan disambut antusias oleh masyarakat . Selain takjil, DWP IAIN Sorong juga membagikan souvenir berupa kalender IAIN Sorong. Dalam kegiatan berbagai takjil ini, senyum yang diikuti ucapan “terima kasih” pun disampaikan oleh masyarakat.

Usai berbagai takjil, kegiatan DWP IAIN Sorong dilanjutkan dengan acara berbuka bersama (bukber) keluarga besar IAIN Sorong di Aula IAIN Sorong. Dalam acara berbuka bersama yang digelar dalam tajuk “Silaturahmi DWP IAIN Sorong Bersama Keluarga Besar IAIN Sorong” berlangsung spesial, karena selain dihadiri Rektor IAIN Sorong Prof Dr Hamzah,M.Ag dan segenap pimpinan IAIN Sorong,  hadir tamu spesial yakni pimpinan Pondok Pesantrean DDI Mangkoso Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, Drs Syafaruddin Latif, MH.

Dalam tauziahnya pada pengantar berbuka puasa bersama, Syafaruddin Latif mengatakan kehadiran keluarga besar IAIN Sorong di Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya bukan karena kebetulan, melainkan merupakan pilihan Allah SWT untuk melakukan perubahan di bidang pendidikan sehingga  Insya Allah disebut fisabililllah.

 “Dan andai kata ada pejuang-pejuang meninggal  di sini (Sorong,Red) maka Insya Allah itu akan menjadi syahid, Insya Allah,karena apa, kita datang ini bagaimana berjuang untuk mengembangkan amanah Allah di Kota Sorong ini melalui IAIN Sorong,”ujar Syafaruddin Latif.

  Lebih lanjut Syafaruddin Latif mengatakan, yang terpenting bagi keluarga besar IAIN Sorong adalah ketika datang dari berbagai daerah dengan tujuan yang sama,maka tentu harus dalam berada dalam persatuan dan kesatuan yang sama.

 “Jadilah sama sifatnya dengan kedua belah tangan, jangan engkau menjadi sama sifatnya dengan kedua belah telinga,”tandanya. Kenapa telinga dilarang, karena ada sifatnya telinga yang tidak bagus, yakni ketika saudaranya ditimpa musibah, maka dia tidak  pernah menengok saudaranya.

 Kalau ada saudara kita yang ditimpa musibah, maka hendaknya kita menunjukkan kepedulian untuk membantu meringankan derita yang dialami. “Kapan kita tidak memperhatikan maka kita satu golongan dengan sifatnya telinga,”ujar Syaharuddin Latif.

 Selain itu, Rasulullah juga melarang untuk tidak memiliki sifat seperti mata. Kenapa mata? Sifat mata yang jelek, kalau mata sebelah kiri sakit, maka dia pasti tidak senang jika tidak pindah  ke mata kanan.

1.	Acara silaturahmi DWP IAIN Sorong yang diisi dengan mendengarkan tauziah dari Ponpes Mangkoso Kabupaten Barru Sulsel Drs Syafaruddin Latif, MH. (rosmini)
1. Acara silaturahmi DWP IAIN Sorong yang diisi dengan mendengarkan tauziah dari Ponpes Mangkoso Kabupaten Barru Sulsel Drs Syafaruddin Latif, MH. (rosmini)
2.	Suasana buka puasa bersama DWP IAIN Sorong bersama keluarga besar IAIN Sorong. (rosmini)
2. Suasana buka puasa bersama DWP IAIN Sorong bersama keluarga besar IAIN Sorong. (rosmini)

 “Artinya apa?, jika kita ditimpa musibah, jangan sampai mau dipindahkan kekurangan kita kepada orang lain,”tandasnya. Berharap ataupun mendoakan agar orang lain juga mendapatkan kesusahan seperti yang dialami dirinya itu berarti sama sifatnya dengan kedua belah mata.

  Lanjut Syafaruddin Latif mengatakan, Rasulullah mengajarkan jadilah sama sifatnya seperti kedua belah tangan. Sifat tangan itu indah, dimana jika tangan sebelah kanan merasa gatal, maka tangan kanan  tanpa diundang menggaruk tangan kiri.

 Jika ada derita yang dialami salah satu diantara kita, maka hendaknya kita semua ikut membantu meringakan. Yang pasti dalam tauziahnya, Syafaruddin Latif  mengajak untuk memaknai puasa Ramadha yakni  mendorong untuk kita untuk menjalin silaturahmi dan memiliki kepedulian yang tinggi kepada sesama.

  Usai  mendengarkan tauziah dari tamu spesial Drs Syafaruddin Latif, MH, acara silaturahmi DWP IAIN dengan keluarga besar IAIN Sorong dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama, sholat magrib dan sholat taraweh berjamaah di Aula IAIN Sorong. (rosmini)