Humas IAIN Sorong — Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong hadir menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Papua Barat Daya, khususnya di kalangan masyarakat Muslim Kokoda. Komitmen itu tercermin dari kehadiran Rektor IAIN Sorong, Dr. Suparto Iribaram, S.Sos., M.A., sebagai narasumber utama dalam kegiatan “Silaturahmi Akbar Masyarakat Muslim Suku Kokoda” yang digelar di halaman Masjid Babul Jannah, Kompleks Kokoda, Kilometer 8 Sorong, Ahad (19/10/2025).

Dengan tema “Diskusi Lokal for Nasional”, kegiatan ini berlangsung sederhana namun syarat makna. Suasana akrab dan intens mengiringi jalannya forum yang dihadiri berbagai tokoh masyarakat, akademisi, dan pemuda Kokoda dengan menghadirkan tiga narasumber dari tiga unsur penting dalam masyarakat:

  • Ismail Agia, S.Sos, mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sorong (tokoh agama),
  • Suparto Iribaram, S.Sos., M.A., Rektor IAIN Sorong (tokoh akademisi), dan
  • Ibrahim Wugaje, S.IP, Kepala Suku IMEKKO wilayah Kota Sorong (tokoh adat).

Kegiatan ini diinisiasi oleh Solihin Beyete, S.Sos, tokoh muda Kokoda sekaligus alumni IAIN Sorong, dengan dukungan penuh dari suku IMEKKO (Inanwatan, Metemani, Kais, Kokoda), IAIN Sorong, dan Polres Kota Sorong.

Acara dibuka dengan lantunan hadrat, dilanjutkan laporan ketua panitia oleh Solihin dan sambutan resmi oleh H. Idris Wugaje, S.Sos, Sekretaris Pokja Agama Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat Daya. Sejumlah tokoh terpelajar Kokoda turut hadir, di antaranya Ridwan Iribaram, S.Ag., MM, Kepala Pemadam Kebakaran Kota Sorong.

Dalam laporannya, Solihin menegaskan pentingnya forum ini sebagai wadah silaturahmi dan refleksi bersama.“Zaman ini adalah masa di mana jika kita tidak dibekali pengalaman dan pengetahuan, maka kita akan tergilas,” ujarnya.

Ia juga mendeklarasikan terbentuknya Majelis Muslim Kokoda (MMK) yang ke depan diharapkan menjadi wadah pemersatu dan penggerak masyarakat Muslim Kokoda di wilayah Kota dan Kabupaten Sorong.

Sementara itu, H. Idris Wugaje dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif generasi muda Kokoda yang mulai bergerak melalui kegiatan positif. “Kita perlu mendata jumlah masyarakat Muslim Kokoda agar potensi yang ada bisa terlihat dan diakomodasi pemerintah. Mari kita terus berjalan bersama demi kebaikan bersama,” pesannya.

Dalam sesi diskusi yang dimoderatori oleh Muhammad Umar Sisin, Ketua DEMA IAIN Sorong, antusiasme peserta tampak tinggi. Berbagai pertanyaan mencerminkan kesadaran masyarakat Kokoda terhadap pentingnya pendidikan dan perubahan sosial.

Rektor IAIN Sorong, Dr. Suparto Iribaram, menegaskan bahwa pembangunan masyarakat Kokoda harus berangkat dari kesadaran akan potensi lokal.

“Papua ini tanah surga. Surga kecil yang jatuh ke bumi. Tapi surga ini baru bermakna jika kita mampu mengelola potensi yang ada melalui pendidikan,” ujarnya.

Ia memperkenalkan konsep ABCD (Asset-Based Community Development) sebagai pendekatan akademik dalam pengembangan masyarakat.

“Semua yang ada di sekitar kita adalah aset. Tinggal bagaimana kita kelola dengan ilmu dan kesadaran yang benar,” jelasnya.

Suparto juga menegaskan komitmen IAIN Sorong membuka akses pendidikan tinggi bagi generasi muda Kokoda.

Kami siap menerima dan mendidik generasi penerus asli Kokoda di IAIN Sorong. Di kampus kami, ilmu dunia dan akhirat dipelajari seimbang. Di sana lahir insan berilmu, berakhlak, dan beramal,” tuturnya.

Dalam paparannya, Rektor Suparto juga menekankan bahwa pendidikan adalah jalan peningkatan harkat dan martabat manusia.

“Seseorang bisa menjadi panutan hanya jika ia terdidik. Maka siapapun yang punya kesempatan harus semangat menuntut ilmu. Warisan terbaik yang bisa kita tinggalkan bukan harta, tapi ilmu dan inovasi,” tegasnya.

Suparto menutup dengan seruan reflektif yang menjadi ciri khasnya:

“Mari berpikir lokal, tapi bertindak global — Think Locally, Act Globally. Jangan lupakan budaya lokal kita sebagai jati diri, namun jadikan pendidikan sebagai jembatan menuju dunia.”

Diskusi berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan, melibatkan tokoh muda, tokoh senior, hingga perempuan Kokoda dari berbagai wilayah seperti Kilo 8, Rufei, Klalin, Victory, Malibela, SP 3, dan SP 4.

Kegiatan ini bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi menjadi ruang refleksi bersama tentang masa depan masyarakat Muslim Kokoda dalam menghadapi dinamika zaman. Melalui kegiatan ini, IAIN Sorong kian menegaskan perannya bukan hanya sebagai kampus ilmu, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat Papua Barat Daya yang berakar pada nilai Islam dan kearifan lokal. (humas/rn)