Humas IAIN Sorong—Diujung semester genap tahun akademik 2024/2025, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong menggelar Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertema “Lokomotif Peningkatan Sumber Daya Manusia di Tanah Papua dalam Mewujudkan Papua Barat Daya yang Maju dan Mandiri”.
Kegiatan yang berlangsung pada 14–15 Juli 2025 di Aula IAIN Sorong ini diikuti oleh 174 mahasiswa yang akan memasuki semester 7, dan nantinya akan diterjunkan ke 20 posko KKN yang tersebar di lima wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya, termasuk daerah-daerah pelosok seperti Gag, Fafanlap, dan Fakfak.
Dalam pembukaan yang digelar Senin pagi, Ketua Panitia Dr. Hermanto, M.Pd, menjelaskan bahwa KKN tahun ini akan dimulai November dan direncanakan berlangsung selama 40 hari. Ini diharapkan dapat memberikan waktu yang efektif dan efisien untuk mahasiswa mengimplementasikan ilmu mereka dan melaksanakan program kerjanya. “Kami ingin KKN ini berdampak maksimal, maka penting untuk mahasiswa mempersiapkan diri, baik secara teknis, administratif, maupun mental,” ujarnya.
Selain itu, Ia menyampaikan bahwa pelaksanaan KKN saat ini berbeda dengan tahun sebelumnya. “Tahun lalu, KKN dan PPL diorganisir terpadu oleh LPPM. Namun tahun ini, PPL langsung dikelola fakultas, sementara KKN tetap di bawah LPPM,” jelasnya
Materi pembekalan pun disusun secara komprehensif, mulai dari etika dan sopan santun ber-KKN, kerukunan antarumat beragama di Papua, hingga pendidikan inklusi dan penanganan isu gender, anak, serta disabilitas di Tanah Papua. Mahasiswa juga dibekali dengan keterampilan teknis seperti penyusunan program kerja, tata persuratan, hingga praktik pengurusan jenazah, sebuah keterampilan penting dalam pelayanan sosial masyarakat.
Dalam sambutannya, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Dr. Syahrul, Lc., MA, mengingatkan pentingnya menjaga nama baik almamater. “Jika kalian berbuat baik, masyarakat akan mengenal IAIN Sorong sebagai kampus yang membawa perubahan. Tapi kalau kalian ceroboh, nama kampus yang ikut tercoreng,” tegasnya.
Hal senada disampaikan oleh Rektor IAIN Sorong dalam pembukaan resmi pembekalan KKN sekaligus sesi materi orientasi, beliau menekankan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan yang membawa misi sosial, keagamaan, dan edukatif. “Masyarakat akan melihat kalian sebagai orang yang paham agama dan ilmu. Maka, kemampuan seperti berceramah, menyampaikan doa, serta berperilaku santun harus melekat dalam diri kalian,” kata Rektor.
Mahasiswa IAIN Sorong diharapkan tak hanya mengajar, tetapi juga belajar dari kehidupan masyarakat Papua. “Susun program kerja yang sesuai keahlian jurusan, tapi juga lihat potensi lokal. KKN adalah kesempatan mengaplikasikan ilmu sekaligus memperkaya wawasan,” ujar Rektor.
Ia juga menekankan pentingnya memahami norma-norma lokal. “Dalam antropologi, ketika masuk wilayah baru, selalu tanyakan dua hal: apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ini penting untuk menjaga harmoni,” ujarnya.
Fakfak sebagai lokasi posko terjauh, dan daerah seperti Dabatan, Usaha Jaya, hingga Yellu di Raja Ampat Selatan akan menjadi saksi kontribusi mahasiswa dalam mendorong perubahan sosial.
“Mulailah mendisiplinkan diri dan susun program kerja yang aplikatif. Masyarakat butuh kehadiran kalian sebagai penggerak,” pesan Rektor.
Melalui program KKN yang berkelanjutan dan menyentuh lapisan masyarakat hingga pelosok, IAIN Sorong terus mempertegas peran strategisnya sebagai pilar pembangunan sumber daya manusia di Tanah Papua. Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen akademik, tapi juga panggilan nurani bagi para mahasiswa untuk hadir dan menyatu dengan masyarakat, sambil membawa nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Tim Humas akan terus mengikuti perkembangan pelaksanaan KKN IAIN Sorong hingga ke titik-titik posko, untuk merekam cerita-cerita inspiratif dari para agen perubahan ini.(Humas/rn)