Pembinaan dan seminar DWP PTKN Wilayah Timur dan Tengah dengan narasumber utama Penasehat DWP Kemenag RI, Ny. Hj. Eny Retno Yaqut. (rosmini)

Humas IAIN Sorong- Mengusung tema “Perempuan Berkualitas Dalam Keluarga dan Organisasi”, Pembinaan dan Seminar Dharma Wanita Persatuan (DWP) PTKN  Wilayah Timur dan Tengah, Selasa (3/9)  diikuti DWP UIN Palu, DWP IAIN Sorong, IAIN Papua dan DWP IAIN Polopo sukses digelar.

Dalam kegiatan pembinaan dan seminar, ekslusifnya,  DWP IAIN Sorong secara jelas disebut oleh MC untuk mempersembahkan tarian adat “panggul sagu” yang ditampikan oleh mahasiswa dari  Sanggar Warir Noufa Onim IAIN Sorong.

Sebelum  Penasehat DWP Kemenag RI, Ny.  Hj. Eny Retno Yaqut , Wakil Penasehat DWP Kemenag RI, Ketua DWP  Kemenag RI, Ny. Hj. Hilda Ainissyifa Ramdhani  menyampaikan sambutan dan arahan, masing-masing Ketua DWP  wilayah Timur dan Tengah tampil menyampaikan laporan program, kegiatan dan rencana yang akan dilaksanakan.

Ketua DWP IAIN Sorong Ny. Dian Prameswary Suparto Iribaram saat menyampaikan laporan. (rosmini)

Ketua DWP IAIN Sorong, Ny. Dian Prameswary Suparto Iribaram dalam laporannya mengatakan sangat bersyukur  karena pengurus DWP, IAIN Sorong periode 2024-2028 telah dikukuhkan oleh Rektor IAIN Sorong Dr. Suparto Iribaram, S.Sos., MA pada  27  Agustus 2024.

Kepada penasehat  DWP Kemenag RI, Ny. Dian Suparto Iribaram melaporkan bahwa meski  belum dikukuhkan  secara resmi, namun pada tanggal 17 Agustus 2024 lalu,  DWP IAIN Sorong telah melakukan kegiatan peduli stunting di Kampung Kokoda, Kuruwato Kelurahan Malawele Distrik  Aimas, dimana  Kampung Kuruwato dijadikan sebagai kampung binaan DWP IAIN Sorong.

“Kedepannya kami akan secara rutin melakukan kegiatan di Kampung Kuruwato Kokoda , salah satunya menjadi ibu asuh stunting , menjadi  guru mengaji bagi anak-anak serta pendampingan UMKM kepada para ibu rumah tangga,”ujar Ny. Dian Iribaram.

Ia juga sangat bersyukur, DWP IAIN Sorong mendapat dukungan dari pimpinan maupun dari para pengurus IAIN Sorong dan mitra yang terlibat. “Sehingga saya yang baru bergabung bersama  DWP IAIN Sorong seprti mendapat keluarga baru,mendapat support sistem dan tim yang mau bekerja untuk kemajuan bersama,”tandasnya.

Pembinaan dan seminar yang dihadiri Penasehat, Wakil Penasehat, Ketua dan  dan jajaran pengurus DWP Kemenag RI dinilai  sangat penting.

“Kita sebagai isteri dan juga ibu rumah tangga memiliki peran yang sangat strategis, baik dalam ranah domestik, dalam keluarga maupun di ranah  publik dalam organisasi,”ujarnya.

Karenanya kata Ny. Dian Suparto Iribaram sangat  perlu mempelajari bagaimana jadi perempuan yang berkualitas dalam organisasi sebagaimana tema pembinaan dan seminar yang digelar mulai pukul 08.00 WIB.

Ketua DWP IAIN Sorong juga   sangat mengapresiasi anggota dan pengurus DWP IAIN Sorong yang telah melakukan bazar amal untuk mengumpulkan dana pada kegiatan perdana di Kampung Kokoda Kuruwato.

Mengingat keterbatasan dana yang ada saat itu, ibu-ibu  DWP IAIN Sorong berusaha menjual berbagai aneka menu,  sepertu kue brownis, es pisang ijo, sambal ikan hingga  jilbab untuk 17 Agustus. Keuntungan dari penjualan tersebut  dipergunakan untuk membeli alat tulis bagi anak-anak Papua di Kampung Kokoda Kuruwato.

Selain itu saat ini DWP IAIN Sorong telah diberikan tempat sebagai sekretariat, selain untuk menunjang aktifitas DWP IAIN Sorong, juga dibuat pojok baca.

Dalam melaksanakan programnya,  DWP IAIN Sorong juga akan berkolaborasi dengan berbagai pihak, diantaranya dengan Bank Syariah Indoensia, BRI, Bank Muamalat., Pegadian Syariah dan Telkomsel.

Pose bersama usai kegiatan. (rosmini)

Salah satu kolaborasi yang telah dilakukan adalah dengan mitra  Bank Muamalat Sorong. Dimana bersama mitra Bank Muamalat, DWP IAIN Sorong pada  31 Agustus lalu membagikan daging kurban untuk masyarakat asli Papua di Kampung Kuruwato

Wakil Dewan Penasehat Ny. Hj. Tanti Kristiani Dasuki dan Ketua DWP Kemenag RI Ny. Hj. Hilda Ainissyifa Ramdhani dalam  sambutannya  berharap kepada pengurus DWP di 4 PTKN  wilayah Tengah dan Timur dapat mengikuti pembinaan dan seminar  ini dengan baik dan mengimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari dan di  organisasi DWP.

“Sebenarnya sangat beruntung mempunya ibu seperti ibu Eny yang kalau saya bilang itu wanita jadi-jadian bisa menjadi apapun, seperti tidak pernah ada capeknya, Harus mengikuti semangat beliau, jadi inspirasi untuk kita semua,”ujar Ny. Hj. Tanti Kristiani.

“Hilangkan dulu megang HP  karena kata demi kata sangat memberikan manfaat untuk diimplementasikan pada diri kita maupun organisasi DWP.  Siap menjadi spon untuk menyerap penyampain Bu Eny,”imbuhnya.

Berlangsung sekitar 4 jam,  dalam pembinaan dan seminar DWP PTKN Wilayah Timur dan Tengah, Dewan Penasehat Ny. Eny Retno Yaqut dengan penuh semangat banyak memberikan arahan tentang bagaimana menghidupkan organisasi DWP.

Dari laporan yang disampaikan oleh masing-masing ketua DWP  PTKN , Ny. Eny Yaqut menyarankan agar  tidak lagi melaksanakan program dengan kegiatan yang sering didengungkan “dari kita , untuk kita”.

Melainkan isteri menteri agama itu minta agar DWP di lingkup PTKN Wilayah Timur dan Tengah dapat berkolaborasi dengan pimpinan perguruan tinggi, memanfaatkan potensi sumber daya manusia, orang-orang pintar di kampus yakni para dosen untuk menggelar  kegiatan seminar  yang melibatkan orang banyak di luar kampus .

“Kenapa ngga ada program dari bidang pendidikan untuk bikin seminar dengan narasumber  dari dosen ataupun guru besar yag ada di sana (PTKN-Red),”ujar Ny. Eny Yaqut.

Ny. Eny Yaqut berharap DWP  dapat menunjukkan eksistensinya dengan menggelar kegiatan yang melibatkan orang-orang di luar kampus .

“Ngasih tahu ke semua orang bahwa ini lho DWP IAIN Sorong, DWP IAIN Palopo. Bisa eksis mengadakan acara yang melibatkan banyak orang, yang memberikan manfaat bagi banyak orang,”ujarnya.

Bahwa wanita butuh wahana untuk mengaktualisasikam diri, untuk bisa berkembang dan bermanfaat bagi orang lain. Dikatakan oleh Ny. Eny Yaqut, keterbatasan dana bukan jadi hambatan, dimana DWP bisa berkolaborasi dengan program di kampus paling tidak sebagai peserta.

“Kalau nda ada duit, ya Allah, di PTKN itu marketnya sudah  jelas , ada banyak mahasiswa,  ada keluarga besar kampus, ada dosen, karyawati di sana. Jadi artinya kalau ibu buka peluang pasti laku bangat gitu lo,”tandas Ny. Eny Yaqut.

“Ayo kita bareng-bareng bekerjasama dengan kampus untuk bisa lebih mengembangkan sayap lagi dalam bersinergi, berkolaborasi program kerja baik yang dibidang pendidikan maupun bidang lainnya,”imbuh Penasehat DWP Kemenag RI.

Tantangan  bagaimana menggerakkan pengurus dan anggota untuk aktif dalam organisasi DWP, menurut Ny. Eny Yaqut, sangat  diperlukan adanya  inisiator untuk menjaid motivator.

“Agat kuat secara organisasi,kualitas SDM perlu dikembangkan bidang pendidikan. Bagaimana membuat atau mencari ide-ide  pengembangan kualitas SDM,”harap Ny. Eny Yaqut.

Dalam pembinaan DWP , yang menarik dikatakan oleh Ny. Eny Yaqut bahwa organisasi itu harus bisa menimbulkan budaya yang menarik bagi pengurus maupun anggota.

DWP PTKN diharapkan dapat menjadi organisasi yang selalu dirindukan pengurus dan anggota serta masyarakat. Untuk menjadi organisasi yang menyenangkan, yang selalu dikangenin, Ny. Eny Yaqut berharap program kerja yang dilaksanakan DWP benar-benar  yang mampu memberikan  nilai tambah baik bagi diri sendiri,  keluarga dan masyarakat.

Memberikan pembinaan secara gamblang, Ny. Eny Yaqut kemudian tersadar, apakah yang disampaikan itu masih disimak oleh ibu-ibu DWP. Karena itu Ia pun lantas menyapa pengurus DWP di 4 PTKN dan meminta agar ibu-ibu DWP menyapanya dengan salam saraghaeyo.

Ny. Ranti Surahman Amin saat menyampaikan pertanyaan. (rosmini)

Kegiatan pembinaan dan seminar PTKN Wilayah Tengah dan Timur juga diisi dengan menunjukkan usaha produksi bidang ekonomi yang telah dipasarkan. Seperti DWP IAIN Palopo yang menggeluti usaha laundry dan sangat menarik perhatian Ny. Eny Yaqut.

Dalam sesi tanya jawab, DWP IAIN Sorong yang diwakili Ny. Ranti Surahman Amin menanyakan peran DWP dalam menggali potensi masyarakat khusus ibu-ibu rumah tangga di Kampung Kuruwato. Dimana mereka memiliki keahlian dalam membuat kerajinan tangan seperti mahkota Papua.

Atas pertanyaan itu, Ny. Eny Yakqut menyarankan agar menyesuaikan dengan kemampuan ibu-ibu DWP IAIN Sorong, apakah mau fokus dari mulai pembinaan ketrampilan atau pada sisi pemasarannya.  (rosmini)