Sorong, iainsorong.ac.id – Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong mengungkapkan perasaan dan menyampaikan ucapan terima kasihnya terhadap adanya tahapan promosi magister di Pascasarjana STAIN Sorong, pada acara Yudisium dan Promosi Magister atas nama Samsudin Datu di Aula STAIN Sorong, Selasa (12/11/2019).

Sebelumnya, Pascasarjana STAIN Sorong telah banyak meyudisium mahasiswa yang dianggap telah menyelesaikan segala bentuk tahapan-tahapan aturan yang berlaku di dunia akademik khususnya di Pascasarjana STAIN Sorong.

Acara Yudisium dan Promosi Magister yang berlangsung kemarin terlaksana dengan lancar dan khidmat. Promovendus atas nama Samsudin Datu diberikan kesempatan untuk mempresentasikan secara singkat tesisnya yang judul “Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Pembinaan Karakter Siswa pada SMP Negeri 10 Kota Sorong”, dengan IPK 3.73 (amat memuaskan). Terlihat Samsudin Datu begitu menikmati poin demi poin presentasi yang ia sampaikan. Berikutnya, acara ini sebagai bentuk syiar STAIN Sorong dan bukan semata-mata sebagai ajang memperlihatkan gaya-gayaan.

“Promosi Magister ini tidak bertujuan untuk gaya-gaya, melainkan sebagai bentuk syiar STAIN Sorong, apalagi dalam menyambut peralihan status menjadi IAIN Sorong” ungkap Dr. H. Surahman Amin, Lc., MA.

Dr. H. Surahman Amin, Lc., MA. menambahkan “mahasiswa pascasarjana STAIN Sorong bukan sekedar mahasiswa pencari ijazah semata, tetapi mereka melalui proses yang semestinya, seperti proses perkuliahan, bimbingan proposal, tesis, dan juga ujian tertutup” tegasnya.

Di samping itu, tokoh masyarakat Seram Timur angkat bicara pada acara tersebut, sekaligus menyampaikan harapannya kepada Samsudin Datu. Beliau hadir dalam acara Yudisium dan Promosi Magister ini atas nama Kerukunan Masyarakat Seram yang berada di Sorong Raya. Dalam penyampaiannya, ia mengungkapkan bahwa ia merasa bangga dan berharap lebih kepada Samsudin Datu yang hari ini meraih gelar magister supaya bisa menjadi contoh bagi anak-anak muda Seram Timur yang ada di Sorong.

“saya cukup bangga dengan Samsudin Datu yang hari ini meraih gelar magisternya, harapan saya sangat besar, supaya bisa menjadi contoh bagi anak-anak muda Seram yang ada di tanah Sorong ini” ungkap Mustamar.

Selanjutnya, Mustamar Kiliobas juga tidak lupa menyampaikan rasa bangganya terhadap STAIN Sorong sebagai lokomotif pendidikan yang ada di Papua Barat. Serta mengajak hadirin yang hadir untuk melanjutkan magister di pascasarjana STAIN Sorong.

“saya salut dengan STAIN Sorong yang merupakan kampus pendidikan Islam negeri, silah saudara-saudar bisa melanjutkan magisternya di STAIN Sorong saja” tutupnya.

Di waktu yang sama, Ketua STAIN Sorong, Dr. Hamzah, M.Ag. dalam pesan akademiknya menyampaikan perihal tesis yang dibuat oleh Samsudin Datu. Tesis ini merupakan sesuatu yang dapat memberikan dampak positif bagi generasi muda, karena nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan Islam seperti disiplin, kepedulian sosial, dan toleransi yang dapat memperkuat karakter.

Dr. Hamzah, M.Ag. juga menambahkan “karakter itu merupakan karakteristik, atau ciri khas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dibentuk dari internalisasi, integrasi, dan entitas nilai-nilai yang dimaksud dalam pendidikan Islam tersebut” imbuhnya.

Sebagai penutup, Dr. Hamzah, M.Ag. melontarkan pertanyaan kepada promovendus sebagai bentuk ujian dalam proses promosi magister.

“selanjutnya, saya akan mengajukan pertanyaan kepada Saudara promovendus, ini kan promosi, jadi harus ada ujian” katanya.

“ada pernyataan yang mengatakan lebih baik kehilangan uang dari pada kehilangan semangat, coba anda jelas maksud dari pernyataan tersebut, dan apakah Saudara pernah berada pada situasi tersebut? melanjutkan kalimat pertanyaannya.

Tanpa panjang lebar Samsudin Datu selaku promovendus langsung menjelaskan apa yang dipertanyakan oleh Ketua STAIN Sorong tersebut. Dalam penjelasannya, Samsudin Datu sampai menjelaskan riwayat kehidupannya sejak masih di sekolah dasar sampai ia meraih gelar magisternya. Kehidupannya yang bisa dikatakan keras dan sulit sejak ia masih kecil membuat ia menjadi sosok yang kuat dalam menerima segala bentuk ujian kehidupan. Samsudin juga selalu merasa termotivasi oleh ibunya. Karena ibunyalah yang selalu berusaha mendorong ia untuk tetap sekolah supaya bisa mengubah wajah keluarganya.

Penulis: Lalu Arul