Humas IAIN Sorong- Acara mozaik Ramadan yang digelar Koordinator Pengajian Wanita Islam (KPWI) Kota Sorong dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sorong di Masjid Al Akbar, Jumat (15/3) menghadirkan penceramah Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong Prof Dr Hamzah Khaeriyah, M.Ag.
Dengan mengusung tema “Makna Ramadhan”, 3 kelompok majelis taklim (MT) yang hadir yakni MT Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS) Provinsi Papua Barat Daya, MT Wanita Keadilan Kota Sorong, dan MT Miftaul Jannah Km 10.
Kegiatan Mozaik Ramadhan yang dipandu presenter Siti Nuvida Silehu disiarkan secara langsung melalu chanel youtube Masjid Al Akbar disambut antusias oleh peserta.
Dalam tauziahnya, Prof Hamzah mengatakan, Ramadan adalah ibadah, bukan kegiatan biasa. Dimana ada ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi ketika akan melaksanakan ibadah puasa.
Puasa adalah rukun Islam ke empat. Seperti ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima yang dilaksanakan pada bulan Zulhijjah, maka puasa sebagai kawajiban yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.
Lanjut dijelaskan oleh Prof Hamzah, Ramadan dalam bahasa Arab itu adalah pembakaran, setelah Ramadan adalah syawal, syawal itu peningkatan. Karena itu Ramadan diartikan sebagai tempat melakukan penguatan energi. Pembakaran adalah sebuah energi, sebuah kekuatan, kalau sesuatu yang mau dibentuk baru harus dibakar.
“Ibu-ibu kalau melihat bagaimana model cincin, gelang emas yang baru itu kan harus dibakar, dipanggang. Karena itu orang yang masuk di bulan Ramadan, sesungguhnya terjadi proses pembakaran,”ujar Prof Hamzah.
Selanjutnya dikatakan bahwa hasil dari pembakaran selama bulan Ramadhan adalah sebagaimana disebutkan dalam Al Quran La’allakum Tattaquun agar kalia semua menjadi orang yang bertaqwa.
Dalam hal ini, untuk menghasilkan sebagai orang yang bertakwa maka bahan bakunya adalah puasa diwajibkan bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu.
“Siapa yang bisa masuk untuk dimasak, diolah, dikelola, hanya orang-orang yang beriman. Dalam pengelolaan ini ada puasa wajib, itu adalah proses pengkaderan, penggodokan. Makanya ada ulama menyebutkan bulan Ramadan itu sebagai bulan pendidikan. Ada juga ibadah sunnah, yaitu sholat tarawih,”tandas Prof Hamzah.
Melakanakan ibadah wajib puasa dan ibadah sunnah lainnya pada bulan Ramadhan maka akan diberikan pahala dari Allah SWT yang berlipat ganda.
Setelah melaksakan ibadah puasa selama 30 hari, maka makna dari bulan Ramadan adalah kembali suci, lahir jadi orang baru, yang berbeda dari sebelumnya.
“Makanya setelah Ramadhan, setelah Idul Fitri kita kembali suci, jadi ada bentukan baru . Jadi orang yang tidak berpuasa, berarti tidak mengikuti tata cara untuk lahir sebagai orang baru. Jadi di bulan Ramadhan ada proses untuk kembali lahir sebagai orang baru jadi berbahagialah bagi orang yang berpuasa,”ujar Prof Hamzah.
Dalam mozaik Ramadhan perwakilan dari ibu-ibu majelis taklim diberika kesempatan untuk menganjukan pertanyaan. Dan yang menarik di akhir acara bagi yang berhasil menjawab pertanyaan dari Prof Hamzah mendapatkan hadiah dooprize.
“Apa singkatan dari IAIN Sorong,”tanya Prof Hamzah. Yang kemudian salah satu anggota majelis taklim yang tercepat mengacungkan jarinya menjawab “IAIN singkatan dari Institut Agama Islam Negeri Sorong”.
Beberapa pertanyaan semua dijawab benar oleh perwakilan ibu-ibu majelis taklim. Rangkaian mozaik ramadhan di Masjid Al Akbar Sorong diakhiri dengan foto bersama.
Sementara itu, Rektor IAIN Sorong yang ditemui usai acara mengatakan, inti dari tauziah yang disampaikan kepada ibu-ibu majelis taklim di Mozaik Ramadhan adalah bagaimana puasa ini dilakukan dengan penuh kesadaran, tidak sekedar puasa.
“Tapi betul-betul puasa ini bisa dihayati dan diamalkan dengan baik supaya predikat takwa itu bisa terpenuhi,”ujar Prof Hamzah yang mengakui kegiatan Mozaik Ramadhan di Masjid Al Akbar Sorong juga merupakan momen yang sangat tepat untuk mempromosikan kamus hijau IAIN Sorong.
Ketua Panitia Mozaik Ramadhan, Astini, SE mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan amaliah Ramadan dari KPWI Kora Sorong.
Berlangsung selama 28 hari , sebanyak 28 majelis taklim yang sudah mendaftar untuk siap mengikuti acara Mozak Ramadhan. Menurut Hastini, setiap hari tampil 3 atau 4 kelompok majelis taklim dan setiap majelis taklim diikuti 20 orang peserta
Dalam Mozaik Ramadhan yang digelar menjelang acara berbuka puasa, penceramah yang dihadirkan adalah para ustad dari Kemenag dan MUI Kota Sorong.
. “Harapan kami acara mozaik Ramadhan ini dapatb berkelanjutan menjadi acara rutin yang bisa kita laksanakan mungkin setiap ahad ka, atau sepekan sekali ka, sebagai upaya dalam rangka menambah ilmu pengetahuan agama, juga untuk memakmuran masjid kita Al Akbar Kota Sorong,”pungkas Astini yang ditemui usai acara Mozaik Ramadan di Masjid Al Akbar Kota Sorong, Papua Barat Daya. (rosmini)