Plt Sekjen Kemenag RI Prof Dr Abu Rokhmad, M.Ag dalam acara ramah tamah dengan

Humas IAIN Sorong- Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong, Rabu (6/3) menerima kunjungan Plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof Dr H Abu Rokhmad, M.Ag.
Kedatangan Plt Sekjen Kemenag RI ke kampus hijau IAIN Sorong Jalan Poros Sorong-Aimas Km 17 Kota Sorong, usai menghadiri kegiatan yang digelar Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi Papua Barat di Sorong.
Usai diterima di ruang kerja rektor, Prof Abu Rokhmad kemudian bertemu dengan pimpinan, dosen ASN (aparatur sipil negara) IAIN Sorong di ruang lantai 2 Gedung Rektorat, dalam acara bertajuk “Silaturahmi dan Pembinaan ASN IAIN Sorong”.
Pada acara silaturahmi yang berlangsung dalam suasana santai dan penuh keakraban, Plt Sekjen Kemenang RI Prof Abu Rokhmad banyak memberikan arahan dan motivasi kepada para dosen khususnya dosen-dosen muda untuk mencapai puncak tertinggi sebagai guru besar (profesor) di kampus IAIN Sorong.
Menurut Prof Abu Rokhmad, dalam menapaki profesi sebagai dosen, jangan tanggung-tanggung mumpung masih muda, terlebih kini proses yang berkaitan dengan melanjutkan study di lingkup Kemenag RI kini lebih mudah.
Dalam arahannya, Prof Abu Rokhmad menegaskan bahwa standar untuk dosen di seluruh tanah air pada prinsipnya sama. Kompetensi para dosen di IAIN Sorong dengan dosen yang ada IAIN, UIN kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta sama.
“Toh sekarang profesi dosen itu syaratnya sama dan kompetensinya juga tudak beda jauh, ya samalah antar kita dengan yang ada di IAIN, UIN lainnya,”ujar Prof Rokhmad yang kagum dengan IAIN Sorong, karena salah satu dosennya yakni Kepala Unit Pengembangan Bahasa IAIN Sorong Misnariah Idrus, MA merupakan lulusan University Of Birmingham, UK.
Terkait dengan rencana peningkatan alih status dari IAIN ke Universitas Islam Negeri Sorong (UIN), Prof Abu Rokhmad mengatakan, dengan melihat letak dimana IAIN Sorong merupakan satu-satunya kampus perguruan tinggi negeri di Provinsi Papua Barat Daya, secara logika diakuinya transformasi dari IAIN jadi UIN dapat diterima.
“Kalau jadi UIN berarti kan prodi umum masuk . Kalau prodi umum masuk, berarti itu akan menambah pelayanan kita kepada masyarakat, sekaligus nanti kita sudah harus bersiap diri untuuk bertransformasi lebih kultur lagi mahasiswanya,”ujar Prof Rokhmad.
Lanjut dikatakan oleh Plt Sekjen Kemenag RI, dengan alih status jadi UIN Sorong, berarti cara pengelolaan juga jauh berbeda dan kelak UIN Sorong akan menemukan satu model tersendiri.
Diakuinya bahwa sampai saat ini, untuk mahasiswa SI di lingkup perguruan tinggi Kemenag RI belum banyak yang multiagama. “Kalau S2, S3 sudah banyak, meskipun jumlahnya tidak siginifikan, tapi ada. S3 yang mahasiswanya multiagama,”tandasnya.
“Jika ini jadi kejadian (UIN Sorong terwujud) tolong dipikirkan, apakah standar kompetensi mahasiswa IAIN yang multiagama dari segi mahasiswanya , apakah tetap sama dengan yang lain-lain. Itu juga dipikirkan pak,”pesan Plt Sekjen kepada Rektor IAIN Sorong.
“Misalnya, dari segi standar mahasiswa nantinya seperti harus bisa baca Alquran, nah untuk agama yang lain apa harus begitu. Kalau menjadi UIN karena prodinya yang tambah, ini juga harus dipikirkan. Kami berharap IAIN jadi pemersatu untuk semua agama yang berkembang di sini, sehingga ini menjadi milik kita bersama, milik Papua Barat, Papua Barat Daya, ini tolong dipikirkan pak,”imbuh Prof Abu Rokhmad.
Dalam upaya peningkatan kualitas perguruan tinggi, Plt Sekjen Kemenag mengatakan tidak hanya dibebankan pada pada satu komunitas, seperti komunitas akademik dan lainnya. Bahwa peningkatan kualitas itu adalah ekositem yang dimulai dari keluarga, masyarakat, kampus itu sendiri, dosennya, kelembagannya dan lainnya.
“Jadi betul-betul ekosistem. Nah saya mengajak, mendorong agar ekosistem punya semangat yang sama itu kan tidak muda juga, Itu juga yang kemudian kami berharap agar para dosen itu juga harus mulai berusaha lahir batin,”tandas Prof Abu Rokhmad.
Lahirnya tentu para dosen sudah belajar menigkatkan kualitas diri melalui pendidikan formal workshop, seminar ataupun yang lainnya.”Kalau soal itu kan kita tidak beda jauh amat dengan dosen-dosen di negara lain. Biasanya perbandingannya selalu pada tanggungjawab administrasinya jauh lebih besar daripada tanggungjawab akademiknya,”ujar Abu Rokhmad yang menyelesaikan S3nya tahun 1999 lalu.
Untuk menjadi dosen yang mumpuni, menurut Prof Abu Rokhmad, harus memiliki kemampuan menulis dan berbicara. Dua kemampuan yang dimiliki inilah yang mengantarkan Abu Rakhmad kini meraih karir tertinggi jadi guru besar dengan jabatan Plt Sekjen Kemenag RI.
Lebih lanjut dikatakan, tugas pengajar di perguruan tinggi adalah bagaimana mahasiswa dapat menerima dua hal, transfer of knowledge dan transform.
Berbicara tentang Tanah Papua, stigmanya masih harus beriuang keras untuk meningkatkan sumber daya manusia. “ Sebetulnya bukan hanya melulu di Papua, tapi banyak wilayah lain yang juga sama,”tandas Prof Abu Rokhmad.
Agar pelayanan pendidikan kepada masyarakat benar-benar bisa transform, merubah anak didik menjadi lebih siap dalam menghidupi kehidupannya, Prof Abu Rokhmad menekankan pentingnya melakukan inovasi, terobosan-terobosan kecil di lingkup kerja masing-masing.
Plt Sekjen mengatakan demikian, sebab Ia sangat tidak yakin kultur jadi kendala dalam membangun SDM di Papua. “Saya tidak yakin kendalanya kultur, karena orang pasti ingin berubah. Sesederhana,sederhananya cara berpikir orang, dia pasti ingin melakukan dan merubah nasibnya, pasti pak, saya yakin,”ujar Prof Abu Rokhmad.
Ia kemudian mencontohkan bagaimana orang kampung itu kalau mau berubah hanya ada 2 jakur yakni jalur pendikan , sekolah dan yang kedua adalah jalur pasar dengan jualan.
“Kalau kita ingin merubah nasib yang ada hanya dua jalur yakni mau ke pendikan atau mau ke pasar. Rumusnya sama , nah saya ndak yakin, kalau kita di sini (Papua, Red) itu kendalanya kultur, saya tidak yakin, pasti mereka (masyarakat) ingin merubah kehidupannya,”imbuh Prof Abu Rokhmad.
Sementara itu Rektor IAIN Sorong Prof Hamzah saat mengawali acara silaturahmi dengan Plt Sekjen Kemenag RI memberikan apresesasi yang tinggi bahwa kunjungan Prof Dr Abu Rokhmad memberikan angin segar bahwa Plt Sekjen Kemenag RI memiliki perhatian besar yang luar biasa dalam pembinaan dan pengembangan IAIN Sorong kedepan.
Disebutkan oleh Rektor, bahwa saat ini jumlah mahasiswa IAIN Sorong mencapai 1400 orang yang berasal dari 13 provinsi di tanah air. Dalam perkembangannya, IAIN Sorong kini memiliki 10 program studi yang terdiri dari satu program studi di Pasca Sarjana, dan 9 program studi S1. Selain itu dalam proses menanti ada 3 prodi yang diusulkan yakni Prodi Psikologi Islam, Sosiologi Agama dan Prodi Managemen Bisnis.
Isu yang tengah diperjuangkan bersama para tokoh, adalah alih status IAIN jadi universitas. Dan Pj Gubernur Papua Barat Daya Dr Drs Mohammad Musaad, M.Si sangat merespon IAIN jadi UIN melalui rekomendasinya bahwa IAIN Sorong sangat potensial untuk alih bentuk jadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sorong.
Acara ramah tamah dengan Plt Sekjen Kemenag RI Prof Dr Abu Rokhmad dihadiri Ketua Moderasi Beragama, Pdt Obes Maury, M.Th, Wakil Rektor I Dr Muhammad Rusdi Rasyid,M.Pd.I, Wakil Rektor II, Hasbullah, M.Pd PhD serta jajaran pimpinan IAIN Sorong. (rosmini)