Humas IAIN Sorong – Rektor IAIN Sorong, Dr. Suparto Iribaram, melakukan kunjungan kerja dan bertemu dengan Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy, di ruang kerjanya. Dalam pertemuan tersebut, Dr. Suparto, mendiskusikan sejumlah agenda strategis yang berkaitan dengan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Teluk Bintuni, 12/04/2025
Salah satu fokus utama pembahasan adalah upaya pemberdayaan potensi masyarakat lokal, khususnya dalam sektor ekonomi yang selama ini belum dimaksimalkan secara optimal oleh masyarakat. Dr. Suparto, menyampaikan harapannya agar sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi masyarakat melalui skema pengabdian berbasis asset-based community development.
Selain itu, diskusi juga mencakup rencana pengembangan pendidikan dan kepemimpinan berbasis adat di wilayah Teluk Bintuni. Langkah ini diharapkan mampu menciptakan keselarasan antara pemerintah (state), sektor swasta (private sector), dan masyarakat sipil (civil society), sehingga visi dan misi pembangunan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dapat terwujud secara kolaboratif.
Pertemuan ini juga menjadi bagian dari komitmen universitas dalam menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan daerah untuk membangun Papua Barat dari akar budaya dan potensi lokal.
Secara terpisah, Dr. Suparto,mengadakan diskusi dengan Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) 7 Suku di wilayah Bintuni, Bapak Marten Wersin. Dalam pertemuan tersebut, Bapak Wersin menyampaikan pentingnya kontribusi masyarakat adat dalam pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah di wilayah Teluk Bintuni.
Menurut Bapak Wersin, kekayaan alam yang dimiliki Bintuni seharusnya dapat dikelola secara bijak dan berkelanjutan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal, khususnya masyarakat adat. Untuk itu, ia mengusulkan perlunya dibentuk badan atau bahkan kementerian khusus yang menangani pemberdayaan masyarakat adat secara menyeluruh.
Diskusi ini juga diikuti oleh anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat perwakilan adat Bintuni, Bapak Eduard Orocomna. Ia turut menyampaikan harapannya agar ada pengembangan yang lebih serius terhadap sektor adat dan pemberdayaan masyarakat adat di wilayah Papua Barat, dan secara khusus di Kabupaten Teluk Bintuni.
Pertemuan tersebut menjadi bagian dari upaya kolaboratif antara dunia akademik dan masyarakat adat dalam merumuskan strategi pembangunan yang inklusif dan berakar pada nilai-nilai kearifan lokal.(humas/wi)