Humas IAIN Sorong- Menghadapi Assesmen Lapangan dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) tidak jarang pihak kampus sedikit tegang menghadapi para assessor karena harus menyiapkan data, wawancara dan segala hal terkait dengan kegiatan pengajaran di kampus yang selama ini dilaksanakan.
Karena itu dalam sambutannya pada pembukaan Asesmen Lapangan Akreditasi Program Studi Hukum Keluarga (Akhwal Syahaiyyah) Fakultas Syariah dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong, Sabtu (4/11), Assesor BAN PT Prof Dr Sudirman, MA, CHRM mengatakan, asesmen lapangan merupakan proses rutin yang dilakukan untuk memastikan bagaimana proses mutu di kampus IAIN Sorong, khususnya Prodi Hukum Keluarga.
“Proses hari ini , asesmen lapangan hal yang biasa saja, tidak ada yang istimewa. Berkaitan dengan asesmen, ada namanya penjaringan mutu,”ujar Prof Sudirman dari UIN Jakarta.
Dalam asesmen lapangan, yang jadi fokus perhatian assessor adalah kepuasan pelanggan. Dalam hal ini, bagaimana para mitra IAIN Sorong puas dengan output yang dihasilkan oleh IAIN Sorong.
Seperti terungkap dalam sesi wawancara, mitra yang dihadirkan oleh Prodi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Dakwah seperti dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota dan Kabupaten Sorong, KPU Kabupaten Sorong, DPC Peradi Sorong, Pengadilan Agama dan notaris mengaku puas dengan hasil kerja dari mahasiswa IAIN saat magang maupun setelah bekerja.
“Ada staf di KPU itu namanya Iwan (alumni IAIN Sorong), dia bekerja bagus sekali, cepat tanggap, apa yang kita inginkan dia kerja bagus,”ujar Yanti Kambuaya, Kepala Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (Sosdikli, Parmas dan SDM) KPU Kabupaten Sorong .
Dalam wawancara dengan assessor BAN PT, Yanti Kambuaya mendampingi PLH Ketua KPU Kabupaten Sorong yang juga Kadiv Hukum dan Pengawasan, Leonard Kalaibin. Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Pengadilan Agama (PA), Sapuan , SH.I MH bahwa selama magang di PA, mahasiswa IAIN Sorong dapat mempraktekkan ilmunya dengan baik. Dan antara Pengadilan Agama dengan IAIN Sorong telah terjalin kerjasama yang diwujudkan dengan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) .
Menomorsatukan kepuasan pelanggan dari mitra IAIN, Prof Sudirman mengungkapkan dalam asemen lapangan, itulah nilainya yang paling tinggi.
“Para dosen tidak mungkin bisa memproses alumninya hebat, diterima pasar dengan mudah jika prosesnya tidak maksimal. Jadi saya yakin, meskipun tantantangannya cukup besar, karena kampus ini juga harus melakukan usaha-usaha untuk mendapatkan mahasiswa secara maksimal tapi saya yakin dengan kepemimpinan pak Rektor (Prof Dr Hamzah, M.Ag) yang luar biasa, Insya Allah akan segera jadi UIN,”ujar Prof Sudirman seraya mengaminkan.
“Nanti IAIN Sorong sama dengan UIN Jakarta, 11-12 dengan UIN Jakarta,”imbuhnya yang diaminkan panjang oleh keluarga besar IAIN Sorong dan para mitra yang hadir.
Selain kepuasan pelanggan, asesmen lapangan juga menilai, apakah Prodi Hukum Kaluarga yang diakreditasi melakukan perbaikan terus menerus.
Dikatakan, assessor BAN PT hadir bukan untuk memperbaiki apa yang sudah lewat. Yang sudah lewat dilaporkan sudah selesai. Jauh-jauh datang dari Jakarta, assesor BAN PT hadir untuk konfirmasi, memastikan bahwa data yang telah dilaporkan valid, data terisi dengan baik.
“Kami datang ke sini untuk mencari informasi-informasi yang masih tersembunyi. Nah oleh karena itu mohon keterbukaannya. Informasi apapun yang dimiliki di sini yang belum terlaporkan itu harus disampaikan,”harap Prof Sudirman.
Dalam melakukan perbaikan terus menerus, assessor menilai apakah selama ini Prodi Hukum Keluarga memberikan kesempatan kepada para dosen melakukan penelitian, mendorong mahasiswa mengikuti lomba, membuat karya tulis, melakukan penelitian bersama dosen dan lainnya.
“ Jadi kalau hari ini informasi-informasi itu belum masuk, tolong disampaikan kepada kami karena penelitian itu termasuk komponen krusial,”tandasnya.
Dan yang ketiga yang jadi perhatian assessor dalam asesmen lapangan adalah keterlibatan total.
Dalam keterlibatan total, Prof Sudirman memberikan apreseasi yang tinggi kepada Rektor IAIN yang meninggalkan aktifitas hanya untuk menghadiri pembukaan Asesmen Lapangan Akreditasi Prodi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Dakwah.
“Ini merupakan bagian dari komitmen pak Rektor , para Warek, dekan dan pimpinan IAIN lainnya untuk hadir bersama-sama,”imbuhnya seraya mengatakan, jarang-jarang pembukaan asesmen lapangan dihadiri lengkap pimpinan perguruan tinggi seperti yang ditunjukkan oleh IAIN Sorong.
Dalam keterlibatan total Juga dilihat pada komitmen yang lain tidak hanya pada kalangan formal, tapi bagaimana dukungan rektor berkaitan dengan pendanaan, para dosen disekolahkan , para mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengikuti lomba tingkat nasional bahkan internasional.
“Jadi kalau ingin mendapatkan nilai tertinggi, ini bocorannya dari awal, itu usahakan semuanya bertaraf international. Jadi kalau satu sudah internasional saja itu suah mengalahkan puluhan lomba nasional, dan satu itu langsung nilainya 4. Ini contoh saja. Termasuk nanti dengan kerjasama -kerjasama. Kalau kerjasama nasional sudah puluhan, ratusan nasional, dengan satu kerjasma internasional itu bisa mengalahkan kerjasama nasional,”ungkapnya.
Assesor 2 BAN PT Prof Dr Yayan Sopyan, SH M.Ag mengatakan, akreditasi merupakan cerminan dari perubahan managemen perguruan tinggi. Bahwa yang diinginkan dari perguruan tinggi bukan hanya keilmuan saja, tapi pengawalannya adalah bagaimana perguruan tinggi itu sebagai perusahaan dibidang jasa akademik.
“Jadi kita harus melihat, kita mau bikin produk apa, kalau mau bikin produk, laku ngga. Supaya laku seperti apa, jadi itu tantangan. Sekarang tantangan rektor itu bukan keilmuan tapi managerial skill sebagai direktur perusahaan,”ujar Prof Yayan yang tak lama lagi menjadi guru besar UIN Jakarta.
Prinsipnya dalam akreditasi, “rencanakan apa yang akan dkerjakan dan kerjakan apa yang sudah dikerjakan”.
“Sebagai sebuah corporate, akreditasi itu cermin. Jangan sampai sesungguhnya singa tapi ngaku kucing, sama-sama berkumis, sama-sama berbulu. Atau kebalikannya, dia mengaku kucing padahal singa itu kan repot. Dua-duanya salah. Jadi kita ingin menjelaskan bahwa singa itu adalah singa, kucing itu ya kucing,”tandas Prof Yayan Sopyan.
Sementara itu Rektor IAIN Sorong Prof Dr Hamzah, M.Ag mengatakan, alumni IAIN Sorong tersebar di berbagai lapangan kerja, dan profesinya tersebar bukan saja di Sorong Raya, tapi berasal dari 14 bahkan 17 provinsi di Indonesia.
Program transmigrasi era Presiden Soeharto kala itu mengantarkan banyak dosen maupun alumni berasal dari berbagai daerah di tanah air.
“Jadi mereka masuk di IAIN sini bisa lewat jalur keluarga, ataupun lewat formal seperti ini, itu yang membuat sehingga latar belakang alumni kami sangat beragam,”ujar Prof Hamzah.
Dalam upaya memperluas akses pendidkan di kawasan Papua, selain langkah konvesional juga dilakukan secara kultural dan secara digital.
Hadir dalam acara pembukaan Asesmen Lapangan Akreditasi Prodi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Dakwah, Wakil Rektor I Dr Muhammad Rusdi Rasyid, M.Pd.I, Wakil Rektor II, Hasbullah, Ph.D M.Ag, Dekan Fakultas Syariah dan Dakwah, Dr Bambang Sunatar, MM, Kaprodi Hukum Keluarga, Udin Latif, SH MH, Ketua LPM , Agus Yudiawan, M.Pd, dan pimpinan di lingkup Fakultas Syariah dan Dakwah IAIN Sorong.
Sementara mitra yang dihadirkan dalam asesmen lapangan, yang diwawancarai oleh assessor BAN PT yakni Plh Kepala Kemenag Kabupaten Sorong, Ventje Burdam, Plh Kepala Kemenag Kota Sorong, Agustinus Kombubui, Plh Ketua KPU Kabupaten Sorong, Leornard Kalaibin, Kadiv Sosdikli Parmas KPU Kabupaten Sorong, Yanti Kambuaya, Ketua Pengadilan Agama Sorong, Sapuan, SH.I MH, Sekretaris DPC Peradi Sorong, Max Mahare, SH dan Notaris, Akbar. SH M.Kn.
Dalam sesi wawancara, assessor BAN PT menanyakan beberapa hal kepada para mitra seperti apakah ada MoU dengan Prodi Hukum Keluarga , apakah pernah mendengar penyampaian visi misi serta kurikulim dari Prodi Hukum Keluarga dan IAIN secara umum. (Rosmini)