Rektor IAIN Sorong Prof Dr Hamzah, M.Ag saat membuka kegiatan Expo Kemandirian Pesantren yang digelar di Kampus IAIN Sorong.

Humas IAIN Sorong- Ditandai dengan pemukulan tifa, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong Prof Dr Hamzah, M.Ag membuka secara resmi kegiatan Expo Kemandirian Pesantren dan Pentas Seni 2023 di Kampus IAIN, Jumat (20/10).
Kegiatan Expo Kemandirian Pesantren yang berlangsung 2 hari (20-21 Oktober 2023) merupakan kegiatan yang digelar dalam rangka menyambut peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2023.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Panitia, Dr Muhamamd Rusdi Rasyid, M.Pd.I, Expo Kemandirian Pondok Pesantren yang digelar di IAIN Sorong melibatkan pondok pesantren yang menerima bantuan inkubasi bisnis tahun 2021-2023. “Acara expo ini baru pertama kali dilaksanakan, oleh karena itu kami berharap pelaksanaan expo selanjutnya mudah-mudahan jauh lebih meriah lagi dari sekarang. Dan pondok pesantren yang ada di Kota dan Kabupaten Sorong juga bersiap untuk menampilkan berbagai macam produk unggulan atau hasil produksinya,”ujar Dr Rusdi Rasyid yang sehari-hari Wakil Rektor I IAIN Sorong.

Ketua Panitia Dr Muhammad Rusdi Rasyid, M.Pd.I yang sehari-hari Wakil Rektor I IAIN Sorong menyampaikan laporan panitia.

Dari yang terdata, 5 ponpes tercatat sebagai penerima bantuan inkubasi bisnis tahun 2021-2023. Namun pada acara pembukaan yang hadir baru 3 ponpes yakni Stand Ponpes Roudlotul Khuffadz, Stand Kopontren Al Mawaddah Hidayatullah Kabupaten Sorong dan Ponpes Salafiyah Darul Abror.
Kepala Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Sirajudin Bauw, S.Pd.I, M.Pd.I berharap pondok pesantren yang belum ikut pada hari pertama agar hadir pada hari kedua (Sabtu, 22/10).
“Sebenarnya 5 ponpes hadir dalam expo ini tapi karena kondisi dan lain-lain, saya yakin besok (Sabtu,Red) harus mereka hadir, tunjukkan inilah ponpes yang melakukan usaha terkait dengan pengembangan ponpes itu,”ujar Sirajudin Bauw yang mendapat apreseasi dari Rektor IAIN Sorong Prof Hamzah karena secara khusus datang dari Manokwari ke Sorong untuk menghadiri acara pembukaan Expo Kamandirian Pesentren di Kampus IAIN Sorong.
Terkait dengan bantuan inkubasi bisnis bagi ponpes di Papua Barat, Sirajudin Bauw mengatakan telah berjalan 2 tahun yang tujuannya untuk pemberdayaan pondok pesantren. Nilai bantuan inkubasi bisnis bagi pondok pesantren berkisar Rp 150 juta hingga Rp 250 juta. Nilai bantuan yang dikucurkan sesuai jumlah santri serta melihat usaha yang dilakukan.

“Diharapkan dari bantuan inkubasi bisnis itu ponpes mampu mandiri, mengembangkan usahanya sehingga tidak lagi selalu mengharapkan sesuatu dari pemerintah,”tandasnya. Dari 5 ponpes yang menerima bantuan inkubasi bisnis, dikatakan Sirajudin, 3 ponpes sudah berjalan baik. Salah satu yang terlihat maju dengan memiliki aneka usaha adalah Pondok Pesantren Roudlotul Khuffadz yang dipimpin Muhammad Yasin.
Sementara itu, Rektor IAIN Sorong Prof Hamzah, M.Ag yang juga Ketua Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pondok Pesantren (HEBITREN)) Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya dalam sambutannya mengatakan, di era digitalisasi saat ini, IAIN Sorong memiliki tangungjawab yang besar untuk turut serta memajukan pondok pesantren. Caranya adalah melalui kerjasama “Segitiga Emas” yakni kerjasama antara IAIN Sorong, Pondok Pesantren dan Kementerian Agama.

Rektor IAIN Sorong beserta tamu undangan yang menghadiri pembukaan Expo Kemandirian Pesantren dan Pentas Seni 2023 di Kampus IAIN Sorong.

“Perlu memang kita melakukan kerja-kerja keras. Apalagi program, apalagi yang akan kita bangun satu tahun kedepan berkaitan dengan kerjasama “Segitiga Emas” antara IAIN dengan Ponpes dan Kementerian Agama. Ini perlu kita rumuskan kemudian penguatan-penguatan ini menjadi penting. Dan salah satu hasil dari kegiatan hari ini adalah melanjutkan kerjasama ‘Segitiga Emas,”ujar Prof Hamzah.
Dikatakan, kerjasama “Segitiga Emas” perlu dilanjutkan karena pimpinan pesantren tidak bisa hanya bercerita dirinya sendiri, harus ada teman. Terlebih saat ini masih ada ponpes yang puasa Senin Kamis.
“Puasa Senin Kamis ini bukan karena ibadah tapi karena honornya yang tidak cukup. Kalau tidak diperhatikan, kasihan mereka. Oleha karena itu perlu kita melihat secara anggaran berapa banyak ponpes di Sorong dan Papua Barat Daya ini keadaannya masih puasa Senin Kamis,”ujar Prof Hamzah.
Yang kedua, lanjut Prof Hamzah, berapa banyak ponpes yang standar pengggajiannya masih dibawa Upah Minimum Regional (UMR). “Dan yang ketiga, bagaimana ponpes prestasinya kita bisa angkat.
Jadi pekerjaan pesantren yang menjadi bagian dari komitmen nasional kita bersama tidak bisa berjalan sendiri. Keluh kesah yang tidak sampai kepada kita seharusnya kita dengar,”ujar Prof Hamzah.
Ia pun berharap pihak Bank Muamalat sebagai mitra IAIN Sorong melalui program CSRnya dapat membantu memajukan pesantren di Papua Barat Daya.
Usai membuka secara resmi kegiatan Expo Kemandirian Pesenatren, Rektor IAIN bersama tamu undangan lainnya meninjau stand-stand expo dari pondok pesantren, termasuk turut berpartisipasi UKM di lingkup IAIN Sorong.
Sementara di Stand Ponpes penerima inkubasi bisnis, seperti Stand Ponpes Roudlotul Khuffadz menyajikan mulai dari hasil produksi pertanian seperti tomat, daun bawang, serta makanan ringan, minuman. Yang menarik perhatian pengunjung di Stand Ponpes Roudlotul Khuffadz adalah Ikan Cupang aneka jenis.
Demikian pula di Kopontren Al Mawaddah Hidayatullah Kabupaten Sorong dan Ponpes Salafiyah Darul Abror juga tampak sejumlah menu, makanan ringan,dan buah-buahan.
“Saya kira ini (Expos Kemandirian Pesantren) yang pertama dilakukan, dan saya sangat mengapreseasi kegiatan ini. Nanti kita ada kerjasama “Segitiga Emas, kerjasama bagimana melihat kendala di pondok pesantren,”ujar Prof Hamzah,

Foto bersama di stand Ponpes Salafiyah Darul Abror.

Melalui kegiatan Expo Kemandirian Pesantren 2023, Rektor IAIN Sorong Prof Hamzah menilai para santri menunjukkan kreatifitasnya untuk menghasilkan produk yang bisa jadi sumber pendapatan.
“ Kreatifitas santri dari sisi ekonomi sudah menggeliat. Tapi saya kira perlu ada bapak angkat yang akan melirik pesantren-pesantren kita ini sehingga kemudian bakal menjadi pengusaha muda. Jadi Santri akan menjadi pengusaha muda Indonesia,”harapnya.
Terkait dengan hak-hak pengajar (uztad dan uztasah) di pondok pesantren yang masih minim dibawah UMR, dikatakan Prof Hamzah, karena ini juga bagian dar melaksanakan ajaran agama, maka perlu dilakukan pendataan. “Inilah yang saya kira perlum ada partisipasi pemerintah, umat, untuk melihat maalah ini. Sehingga tidak hanya jadi masalah pesantren tapi juga menjadi masalah kita semua,”ujar Prof Dr Hamzah, M.Ag.
Menyemarakkan suasana hari pertama Expo Kemandirian Pondok Pesantren di Kampus IAIN Sorong, tampil para santri yang tergabung dalam grup hadrah Ponpes Roudlotul Khuffadz .
Hadir dalam kegiatan pembukaan Expo Kemandirian Pondok Pesantren, Branch Manager Bank Muamalat, Erwin Hatta, Kepala Kantor Kemenag Kota dan Kabupaten Sorong, pimpinan Ponpes Roudlatul Khuffaz Kabupaten Sorong, pimpinan Ponpes Hidayatullah, pimpinan Ponpes Salafiyah Darul Abror Kabupaten Sorong, perwakilan pimpinan Ponpes Emeyoderd, perwakilan pimpinan Salafiyah Syafi’iyah Kabupaten Sorong dan pimpinan IAIN Sorong, Wakil Rektor (Warek) I Dr Muhammad Rusdi Rasyid, M.Pd.I, Warek II, Hasbullah, Ph.D, Kepala Biro AUAK Dr H. M Arsyad Ambo Tuo, M.Ag, Direktur Pasca Sarjana, Dr Indria Nur, M.Pd.I, Dekan Fakultas Syariah dan Dakwah Dr Bambang Sunatar, SE MM, Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr Surahman Amin, Lc MA dan segenap pimpinan, dosen , staf dan mahasantri Mahad Al Jamiah. (rosmini)