Prof Dr Hamzah Khaeriah, M.Ag saat bertindak selaku khotib. (rosmini)

Humas IAIN Sorong- Berlangsung di Aula kampus Institut Agama Islam Negeri Sorong (IAIN), pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1445 H yang dipimpin Imam Ulil Albab Al Jawad, A.Md dan Khatib Prof Dr Hamzah Khaeriah,M.Ag Rabu (10/4) berlangsung khidmat.
Rangkaian pelaksanaan sholat Idul Fitri yang diikuti keluarga besar IAIN Sorong dan masyarakat umum, diawali dengan tata cara pelaksanaan sholat Idul Fitri yang disampaikan oleh Syahrul, Lc MA (Ketua LP2M) .
Dalam khotbahnya, Prof Hamzah mengatakan, di momen Idul Fitri, kita teringat pada berbagai janji yang pernah disampaikan kepada teman kita, orang dekat kita dan juga kepada orang tua kita, namun janji itu sampai sekarang banyak yang belum jadi kenyataan.
Bahkan lebih dari itu, atas nama kesibukan, atas nama prestise terkadang kita lupa menyapa, lupa mengenang, lupa membalas informasi dari orang tua kita, ayah dan ibu.
Bahkan terkadang kita tidak berkata jujur kepada mereka dan mungkin pura-pura untuk melupakannya . Padahal tanpa kedua orang tua kita maka mustahil kita seperti ini. tanpa doa mereka, mustahil kita seperti ini, tanpa penderitaan mereka, walaupun mungkin sekejap, mustahil kita seperti ini.
“Marilah kita terbiasa mengirim bacaan Surat Al Fatiha yang pahalanya diharapkan kepada Allah untuk diarahkan kepada kedua orang tua kita setiap selesai sholat lima waktu,”pesan Prof Hamzah.
“Kita juga membiasakan diri untuk terbiasa membukakan pintu maaf , walaupun pahit dan berat kepada siapa saja. Dan hari ini kita menyerahkan diri untuk saling maaf memaafkan agar rahmat Allah tercurah kepada kita semua,”imbuh Prof Hamzah.
Lanjut dikatakan, dalam Islam, pelaksanaan ibadah adalah bentuk ketaaatan kepada Allah SWT. Ketaatan ini bukan untuk Allah SWT melainkan untuk umat itu sendiri.
“Pentingnya bagi kita untuk memiliki pandangan, bahwa semakin kuat ibadah atau semakin taat, maka kehidupan akan semakin berkualitas,”ujarnya.
Dalam menyampaikan khotbah Idul Fitri yang berisi kesan-kesan di bulan Ramadan, Prof Hamzah mengatakan, untuk mencapai kehidupan yang berkualitas maka perlu upaya ikhtiar batiniah dan ikhtiar lahiriah
Ikhtiar batiniah diantaranya jika menghadapi masalah, maka sebaiknya benyak berdoa kepada Allah SWT, bukan curhat di media sosial.

Suasana sholat Idul Fitri di Aula IAIN Sorong. (rosmini)

“Agama Islam memberikan tawaran bahwa jika kita menemukan masalah maka cara penyelesaiannya adalah lakukan di atas sajadah, dan jangan terlebih dahulu kepada media sosial dan menyampaikan kepada siapa pun,”tandas Prof Hamzah.
Ikhtiar batiniah dilakukan dengan melaksanakan sholat-sholat sunat dan membaca Al-Qur’an.
“Saat membaca al quran, usahakan hati kita ikut membaca sehingga berpeluang hati juga menangis dan merintih. Lakukan berulang-ulang. Inilah yang disebut ikhtiar batiniah,”tandas Prof Hamzah.
Melalui ikhtiar batiniah ini diharapkan ikhitiar lahirian, Insya Allah akan menyusul melalui bisikan hati kita.
Untuk sukses menyelesaikan masalah , maka tentunya harus disiplin melaksanakan sholar lima waktu. Sholat lima waktu jangan diremehkan dan lakanakan secara khusyuk dan tertib sehingga kita merasa rugi jika meninggalkan sholat lima waktu.
Berikutnya adalah terkait perubahan status sosial, Prof Hamzah menyampaikan kandungan isi Al Quran surat al Isra ayat 79 yang menyuruh kita untuk melaksanakan sholat tahajjud.
Dan sejak dini, anak-anak dilatih untuk untuk bangun sholat tahajjud dalam rangka mengantar sukses di masa depan.
Lebih lanjut, Prof Hamzah juga berpesan agar dalam pengabdian sosial hendaknya memperbanyak doa dan infag. Perbanyak memohon doa kepada Allah, tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri dan keluarga, tetapi untuk keselamatan lingkungan sosial, termasuk bangsa dan negara.
“Jangan kikir mendoakan orang lain, selain itu perbanyak infaq dan sadaqah kepada siapa saja, sesuai kemampuan,” tandasnya.
Dan untuk meningkatkan kualitas hidup, maka dibutuhkan adanya kerja keras yang disebut dengan ikhtiar lahiriah. “Dengan kerja keras, Isya Allah rahmat Allah akan selalu menyertai kita ,”ujar Prof Hamzah.
“Mekalui Idul Fitri ini mari kita saling memaafkan, mengakui kesalahan kita serta memperbanyak istiqfar kepada Allah SWT,”ajak Prof Hamzah.
Usai pelaksanaan sholat Idul Fitri yang dipandu Anwar Darwis, ST M.Pd (Kabag Umum dan Layanan Akademik) dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Usai bersalam-salaman saling maaf memaafkan, dalam sholat Idul Fitri, tampak hidangan khas lebaran berupa coto Makassar yang disiapkan oleh Ny Mariam Hamzah, S.Sos. (rosmini)