Sorong — Menjadi narasumber dalam Sarasehan Dan Temu Tokoh seri tiga di IAIN Sorong, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Prof. Dr. H. Nizar Ali, M. Ag menyampaikan beberapa pesan penting untuk kontribusi lanjutan IAIN Sorong. Pesan ini disampaikan merespon orasi Rektor yang ingin berdiskusi tentang fungsi agama untuk mendongkrak kesejahteraan dan kontribusi terhadap tingkat kerukunan serta pengembangan papua.
Yang pertama disampaikan adalah menghadirkan karakteristik perguruan tinggi yang khas dan berbeda dengan perguruan tinggi lain. Menurutnya IAIN Sorong dapat membuka program studi yang relevan dengan kepapuaan sebagai salah satu ciri khas berikut pilar iain sorong, dan bukan lagi level nasional tapi pada level internasional.
“Pak rektor harus membuka program studi yang relevan dengan pilar kepapuaan. Mungkin berupa islam lokal atau islam kawasan. Harus ada dosen yang fokus disitu untuk memperbanyak referensi, misalkan sejarah islam di papua, dan bagaimana persepsi orang papua terhadap islam, seterusnya bagaimana ritual islam lokal yang dipecah dalam bentuk penelitian dan dibukukan”, bebernya.
Dalam orasinya pada sarasehan yang berlangsung hari minggu (29/11/2020) di gedung tarbiyah ini, Sekjen juga berpesan agar IAIN Sorong terus memperkuat aspek akademik agar diminati dan dinikmati oleh orang asli papua. Dalam hal ini akademik dan mutu ( akreditasi ) harus diperjuangkan bersama, dan adanya guru besar juga menjadi marwah perguruan tinggi.
“kalau cita-cita rektor itu universitas, dosen harus professor. Karena itu puncak karir tertinggi akademisi” terangnya.
Menurutnya ini perlu dilakukan melalui adanya tradisi keilmuan dan kebudayaan yang kuat yang ditunjang kurikulum yang baik. Produktivitas publikasi ilmiah oleh para dosen harus dipatenkan, serta mendorong prestasi mahasiswa termasuk mendatangkan mahasiswa asing untuk belajar di iain sorong, dan aktivasi masyarakat miskin tertinggal dengan merekrut anak-anak asli papua untuk sekolah secara gratis.
Selain itu Ia mendorong agar IAIN Sorong juga memperkuat aspek administratif, ditunjang dengan sistem keuangan yang kuat dan sarana prasarana yang memadai. Ia menambahkan bahwa tata kelola administrasi ada pada rektor dan dekan, dimana baik keduanya minimal menguasai manajerial perguruan tinggi, dan berharap kedua posisi ini agar mempelajari manajemen perguruan tinggi. Dalam penyampaiannya, dua aspek ini adalah fungsi utama sebuah perguruan tinggi dan rektor harus suportif pada dua aspek tersebut.
Sementara itu, dalam sarasehan yang dihadiri oleh unsur pimpinan IAIN Sorong, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama, serta tokoh masyarakat kota sorong baik secara luring maupun daring ini Rektor IAIN Sorong menyatakan keseluruhan rangkaian sarasehan ingin dirumuskan sebagai sumbangsih dari iain sorong untuk memperkuat inpres tentang percepatan pembangunan kawasan papua dan papua barat. ( RN )