IAIN SORONG – Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) ‎Sorong, Dr. Hamzah, M.Ag. dengan didampingi Wakil Rektor I, Plt.Wakil Rektor II/Dekan ‎Fakultas Tarbiyah, Plt. Kepala Biro dan Kabag. ULA menerima kedatangan Ketua BAZNAS ‎‎(Badan Amil Zakat Nasional) Papua Barat beserta rombongan. Rabu (16/03/22)‎

Kedatangan Ketua BAZNAS Papua Barat, K.H. Ali Mustofa beserta rombongan dalam ‎rangka menindaklanjuti rencana kerjasama antara BAZNAS Papua Barat dengan IAIN Sorong.

Dr. Hamzah, M.Ag. selaku Rektor mengapresiasi kedatangan Ketua BAZNAS beserta unsur ‎pimpinan lainnya ke IAIN Sorong untuk bersama-sama memajukan bangsa dalam bidang ‎ekonomi syariah melalui pengelolaan zakat.‎

‎“Kami sangat senang, kita semua punya perhatian terhadap pengembangan ekonomi syariah. ‎Salah satu mata kuliah kami di sini itu ada juga yang berkaitan dengan pengelolaan zakat. ‎Kemudian setiap hari selasa pada setiap pekannya, kami di sini seperti dari Pusat Studi ‎Pengembangan Ekonomi Syariah IAIN Sorong mengadakan webinar kajian zakat transformatif ‎yang dihadiri oleh mahasiswa.” Unggahnya.‎

Rektor IAIN Sorong pun menyampaikan bahwa kerjasama yang akan dibangun nantinya antara ‎BAZNAS Papua Barat dengan IAIN Sorong di samping berkaitan dengan pengumpulan dan ‎pendistribusian zakat juga menjadikan IAIN Sorong sebagai mitra atau pusat konsultasi dalam ‎pengelolaan zakat di Papua Barat.‎

‎“Kita ingin posisi perguruan tinggi ini kita bermitra dalam arti sebagai pusat konsultasi seperti ‎diskusi pertiga bulan. Sehingga masalah-masalah lokal, pengembangan BAZNAS Papua Barat ‎maupun pembinaan mustahik beserta kendalanya tersebut bisa kita koordinir.” Harapnya.‎

Dirinya pun menyatakan bahwa pengelolaan zakat di Papua Barat belum optimal, pihak pengelola ‎zakat hanya sampai pada tahap penerimaan dan pemberian zakat belum menyentuh kepada hal-‎hal yang lebih substansial di tengah perkembangan dan perubahan zaman yang kian lebih maju ‎dan kompleks.‎

‎“Jadi saya lihat belum optimal. Hanya sampai pada tahap mahasiswa dihibahkan dana. Saya ingin ‎pikiran-pikiran dosen itu digunakan dalam rangka mendampingi dalam pengelolaan zakat. Saya ‎ingin itu sumber daya kami dapat berkontribusi pada pengembangan zakat. Ini yang saya ‎inginkan. Jadi kalau mau buat kerjasama, yang 3 bulan tadi itu harus terpenuhi, hanya dengan ‎begitu pengelolaan zakat dapat memberikan dampak. Sehingga kita bisa proyeksikan masa depan ‎BAZNAS ke depan seperti apa. Nanti rumusan rumusan kita ini, kita bisa bawa ke pusat mungkin ‎ada sesuatu yang unik.” Tambahnya.‎

Selanjutnya, Rektor IAIN Sorong pun mengatakan bahwa perlu ada terobosan pemberian ‎beasiswa kepada mahasiswa pascasarjana yang memiliki potensi dalam bidang akademik namun ‎mengalami kesulitan dalam membiayai pendidikannya seperti beasiswa zakat, skripsi yang ‎membahas pengelolaan zakat di Papua Barat dan lain sebagainya sebagaimana yang dilakukan ‎oleh Pengurus Dewan Masjid Indonesia Kota Sorong memberikan beasiswa kepada para da’i ‎yang diambil dari kas masjid se-kota Sorong sebesar 100 ribu setiap Jum’at.‎

Selanjutnya, menurut pandangan Rektor IAIN Sorong perlu ada semacam Forum BAZNAS ‎Wilayah Indonesia Timur agar isu-isu yang dibangun oleh BAZNAS yang ada di wilayah ‎Indonesia bagian Timur dapat didengar oleh Kementerian PPN/Bappenas sehingga kita dapat ‎ikut berkontribusi dan berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat seperti yang ‎tertuang pada INPRES No. 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan ‎Papua dan Papua Barat yang merupakan Program Prioritas Nasional dan Rencana Pembangunan ‎Nasional (RPJMN) Pemerintah Indonesia saat ini.‎

Pada akhir diskusi, Rektor IAIN Sorong mengingatkan kepada BAZNAS Papua Barat agar ‎memiliki data yang akurat sehingga dengan data tersebut dapat dijadikan sebuah aspirasi yang ‎akan dibawa ke DPRD Provinsi Papua Barat sehingga melahirkan suatu kebijakan.‎

‎“IAIN Sorong dan BAZNAS Papua Barat sudah selesai sisa dituangkan dalam bentuk ‎kesepakatan. Tapi satu hal yang penting, kita lemah dalam hal mempengaruhi DPR dengan ‎Pemerintah Provinsi dalam bentuk kebijakan. Kita belum bisa memberikan bukti bahwa ‎BAZNAS itu lebih hebat dari BAPPEDA. Dalam arti kita yang lebih tahu berapa orang kaya dan ‎berapa orang miskin. Maka kita harus bisa yakinkan DPRD Provinsi Papua Barat. Tentunya, ‎langkah utama adalah mengumpulkan data. Kita saat ini tidak masuk bagian dari yang ikut ‎membantu PEMPROV dalam membangun bangsa dikarenakan informasi ke sana tidak dilakukan ‎secara masif.” Tutupnya.‎

Harapan dengan adanya kerjasama antara BAZNAS Papua Barat dan IAIN Sorong dalam hal ‎pengelolaan zakat maka ke depan akan menempatkan IAIN Sorong sebagai pionir zakat bagi ‎perguruan tinggi yang ada di Papua Barat dan Kawasan Wilayah Indonesia Timur pada ‎umumnya.‎*